Pelatihan Batik Minim Peminat
BATIK : Pelatihan membatik, ternyata masih sangat jarang digelar di kelompok masyarakat. HARYADI/RADARMAS MAJENANG - Warisan budaya berupa batik, masih sebatas dipertahankan keberadaannya oleh berbagai kalangan. Sementara pelatihan membatik belum terlalu banyak digelar oleh kelompok masyarakat. Apalagi membuat pelatihan yang berkelanjutan. "Sementara baru sebatas mempertahankan eksistensi batik di tengah masyarakat," ujar guru Seni Rupa SMAN Majenang, Sudiono. Dia mengatakan, pelatihan yang digelar oleh kelompok masyarakat masih sporadis. Artinya hanya dilakukan satu atau dua kali. Hal ini tentu saja belum bisa membuat peserta mahir dalam penguasaan dan pengunaan alat. Sebab membatik membutuhkan proses panjang mulai dari membuat pola, mencanting, mewarnai hingga proses pengeringan. Ditambah lagi dengan teknik mempertahankan warna agar tetap melekat kuat di atas kain. "Prosesnya lama, dan mencanting juga butuh keahlian," kata dia. Dia juga menyayangkan minimnya warga atau kelompok masyarakat yang memanfaatkan keberadaan bengkel batik milik sekolah tersebut. Dari puluhan desa di Kecamatan Majenang dan sekitarnya, baru ada satu yang mengajukan kerja sama pelatihan. "Baru ada satu desa di Kecamatan Wanareja yakni Desa Adimulya. Pelatihan dalam waktu dekat akan digelar," ungkapnya. Untuk bisa menggelar kerja sama ini, pihaknya tidak terlalu banyak meminta persyaratan. Sepanjang pemerintah desa mempersiapkan alat dan bahan, maka pelatihan bisa digelar. Perlengakapan antara lain cat dan kain. Bahkan jika memungkinan, desa bisa mengadakan canting untuk membatik. "Asal ada cat, pelatihan bisa digelar," imbuhnya. (har/din)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: