Tidak Ikut UNBK, 14 Siswa Terancam Putus Sekolah
TINGGALKAN TAS : Suasana UNBK di SMP N 2 Majenang. Siswa harus meninggalkan tas dan peralatan di luar ruang ujian. HARYADI/RADARMAS MAJENANG - Panitia di Sub Rayon Majenang mendapati 15 siswa SMP dan MTs yang tidak mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Satu siswa tidak ikut ujian karena sudah meninggal dunia. Sementara yang lain sudah mundur sebelum pelaksanaan Ujian Sekolah (US) digelar. "Mereka terancam putus sekolah," ujar Ketua Sub Rayon Majenang, Suwarno. Dia menjelaskan, dua dari 14 siswa itu tidak menyertakan alasan yang jelas. Sementara sisanya memberikan keterangan beragama kepada pihak sekolah masing-masing. "Ada dua yang tanpa keterangan pasti," ungkapnya. Namun dia belum bisa menjelaskan upaya apa saja yang sudah dilakukan pihak sekolah. Sebab kejadian seperti ini menjadi ranah kepala sekolah dan guru untuk mengatasinya. Mereka bisa membujuk siswa agar tetap mau datang dan ikut UNBK. "Langkah sekolah seperti apa saya sendiri kurang tahu persis," kata dia. Dia menyayangkan keputusan siswa dan orang tua murid untuk mundur dari UNBK. Sebab ujian tersebut bukan menjadi satu-satunya faktor kelulusan. Masih ada 3 faktor lain, termasuk memiliki nilai A untuk kepribadian dan lulus ujian sekolah. Di samping itu, keputusan ini akan membawa dampak besar bagi masa depan anak seperti untuk mencari pekerjaan. Anak tersebut dipastikan akan mengalami kesulitan mengingat lowongan kerja sering mensyaratkan ada izasah setingkat SLTA. Sementara lowongan untuk lulusan SMP, sangat jarang ditemukan. "Kerja dengan modal ijasah SMP saja sulit,"tandasnya. Dia berharap kejadian seperti ini tidak akan terulang di masa mendatang. Dengan demikian orang tua dan siswa secara tidak langsung sudah mengikuti program Wajib Belajar 9 Tahun. Sementara itu, kesulitan yang dialami oleh 114 siswa SMP N 2 Dayeuhluhur, akhirnya berakhir. Mereka sudah bisa mengikuti UNBK, sejak Selasa (23/4) siang. Kendala yang menghambat adalah server sekolah tidak terhubung sama sekali dengan jaringan milik panitia UNBK pusat. Hal ini membuat siswa tidak bisa mengunduh naskah soal. "Kendala teknis bisa teratasi," ujar Kepala SMP N 2 Dayeuhluhur, Bagus Sugiyono, Rabu (24/4). Dia mengatakan, ujian di laboratorium 2 baru berakhir pukul 18.00. Penyebabnya karena keterlambatan siswa memulai UNBK. Siswa yang seharusnya mulai masuk ruangan pada pagi hari, baru bisa mengerjakan setelah kendala tekhnis tersebut teratasi sepenuhnya. "Sesi satu masuk di sesi tambahan," jelasnya. Sementara siswa di laboratorium 1, bisa mengikuti ujian sesuai jadwal. Kegiatan di sana berakhir tepat pukul 16.00, atau sesi terakhir. Sementara kemarin seluruh siswa bisa masuk dan mengikuti ujian sesuai jadwal yang ditetapkan panitia. Pihaknya memastikan ujian dari sesi pagi hingga terakhir berjalan lancar. (har/din)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: