Hujan Lebat Masih Harus Diwaspadai

Hujan Lebat Masih Harus Diwaspadai

KERING : Genangan air mulai menghilang dari jalanan dan perkampungan di wilayah Sidareja. ISTIMEWA CILACAP - Hujan dengan intensitas sedang dan tinggi, diprediksi masih akan terus mengguyur Kabupaten Cilacap dalam sepekan ke depan. Kondisi ini terjadi karena adanya pengaruh arah angin di atas perairan selatan pulau Jawa. "Beberapa hari kedepan, potensi hujan ringan sampai lebat. Di beberapa lokasi bisa hujan lebat," ujar Prakirawan Stasiun Meteorlogi Cilacap, Rendi Krisnawan, Senin (18/3). Menurut dia, hal ini dipengaruhi oleh 2 faktor. Pertama adanya belokan angin di atas wilayah Jawa. Juga adanya daerah pertemuan angin di atas wilayah laut Jawa. Keduanya mengakibatkan penumpukan masa udara dan mendorong munculnya awan. "Sehingga muncul potensi hujan," kata dia. Selain itu, di wilayah barat daya Lampung ada badai tropis Savannah. Sementara di sisi timur Indonesia, tepatnya selatan NTT dan pantai utara Australia, juga muncul daerah bertekanan rendah. Hal inilah yang mendorong terjadinya pertemuan dan belokan angin di sekitar pulau Jawa. "Ini yang kemudian mengakibatkan munculnya gangguan berupa pertemuan dan belokan angin," ungkapnya. Dia menambahkan, intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir masuk kategori sedang sampai lebat. Kondisi ini dirasakan warga Kabupaten Cilacap dan sekitarnya. Termasuk warga yang tinggal di Kabupaten Banyumas. Hujan masih berpotensi menimbulkan ancaman bencana. Seperti banjir di sejumlah wilayah rawan. Demikian juga dengan tanah longsor di daerah pegunungan. Di samping itu, hujan sering disertai petir dan angin kencang. Karena itu, dia meminta agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan. Sebab hujan sering turun setelah siang hingga malam hari. Bahkan hujan bisa terjadi sepanjang hari, mulai dari pagi hingga pagi lagi. "Seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir," imbuhnya. Sementara itu, ehari pasca tergenang banjir, warga di sejumlah desa di Kecamatan Sidareja mulai bernafas lega. Genangan mulai menghilang dari perkampungan mereka. Sejumlah titik mulai kering dan terbebas dari genangan, termasuk jalanan yang ada di Desa Sidareja. Wilayah ini menjadi daerah yang terkena banjir pertama kali. Namun genangan ini ada di pekarangan rumah warga. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, kondisi ini membuat aktivitas warga sedikit terbantu. "Memang sempat ada yang terendam. Tapi sekarang sudah mengering. Tinggal di pekarangan saja," ujarnya melalui Kepala UPT BPBD Sidareja, Agus Sudaryanto, Senin (18/3). Pihaknya sudah mempersiapkan langkah mengantisipasi jika kondisi bertambah buruk seperti tempat pengungsian yang dekat dengan wilayah bencana. Demikian juga dengan sarana pendukung serta petugas BPBD dibantu relawan dan aparat terkait. Persiapan ini dilakukan karena sepanjang pagi hingga siang kemarin, hujan terus menguyur dengan intensitas rendah. Jika berlanjut hingga malam hari, dikhawatirkan air akan kembali naik ke perkampungan warga. "Tapi saya berharap agar banjir lagi," kata dia. Dusun Cibenon Desa Sidareja dianggap paling rawan terkena banjir. Wilayah ini lebih rendah dibandingkan jalan raya, pasar dan fasilitas umum. Selain itu, Sungai Cibeureum juga nyaris tidak ada tanggul hingga air mudah sekali meluap ke perkampungan warga. Di Kecamatan Kroya, hujan yang mengguyur wilayah Kecamatan Kroya dan sekitarnya selama empat hari sejak Jumat (15/3) sampai Senin (18/3) membuat air hujan memasuki areal pesawahan warga Desa Mujur. Kepala UPT BPBD Kroya, Gunardi mengatakan dari hasil pengecekan petugas ke titik-titik berpotensi banjir di Kroya dan sekitarnya semua masih aman. Untuk sawah yang terendam sepengetahuannya hanya beberapa hektar saja. (har/yda/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: