Online, Mikro Bus Makin Kehilangan Penumpang

Online, Mikro Bus Makin Kehilangan Penumpang

TERMINAL BAYANGAN : Angkutan umum sering ngetem di dekat sekolah menunggu siswa pulang seholah, sehingga lokasi ini mirip terminal bayangan. HARYADI/RADARMAS KARANGPUCUNG - Pemilik bus mikro jurusan Karangpucung-Majenang, kondisinya sekarang loyo. Mereka sejak beberapa tahun terakhir kehilangan penumpang umum karena beralih ke kendaraan pribadi. Jumlah penumpang yang bisa diambil dari terminal jauh menurun. "Sekarang penumpang sedikit sekali," ujar Indra Wibowo. Pengemudi bus mikro ini mengatakan, tiap hari rata-rata hanya bisa membawa 4 atau 6 orang penumpang umum dari Terminal Karangpucung. Sementara ongkos tiap penumpang hampir sama tiap tahun dan belum bisa dipakai membeli solar. Mereka kini mengandalkan anak sekolah sebagai penumpang favorit. Tidak jarang kendaraan ini ngetem atau menunggu penumpang di sekitar sekolah. Seperti yang sering terlihat di depan SMP 1 dan 2 Majenang. Demikian juga dengan di depan SMP 1 Cimanggu. Anak sekolah, menurut dia memang tidak semuanya menggunakan sepeda motor. Mayoritas mereka belum bisa memiliki SIM karena masih di bawah umur. Selain itu, jarak jauh juga menjadi kendala tersendiri terutama musim penghujan. "Anak sekolah sekarang jadi andalan," ungkapnya. Hal ini sangat berbeda jauh dibandingkan 10 tahun lalu. Saat itu, pengemudi bus mikro jarang sekali melirik anak sekolah. Meskipun jumlahnya sangat banyak dan bisa ditemukan di berbagai titik perempatan atau persimpangan jalan. "Boro-boro dilirik. Karena ongkosnya sedikit dan penumpang umum masih banyak," kata Supri, salah satu pengurus bus jurusan Purwokerto-Sidareja. Kepala UPT Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap, Masikhin Jafar, mengakui kondisi ini. Salah satu penyebabnya adalah adanya moda transportasi berbasis online. Angkutan jenis ini memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya. "Angkutan online juga membawa pengaruh besar," ujarnya. Namun demikian, jumlah armada mikor yang berangkat dari Terminal Karangpucung masih terbilang stabil. Bahkan beberapa pemilik sudah melakukan peremajaan. Tujuannya agar bisa memberikan pelayanan dan menjadi pilihan utama calon penumpang. "Ada yang sudah melalukan peremajaan. Bisa dilihat dari cat dan body yang masih mulus," kata dia. Tanpa itu, armada seperti ini akan terus tergerus dan jumlahnya menyusut. Hal ini akan berujung pada pemasukan retribusi ke terminal. "Bisa seperti itu," tandasnya. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: