Guru Bantu Siswa Adaptasi Pasca Dipindah Sekolah

Guru Bantu Siswa Adaptasi Pasca Dipindah Sekolah

DARURAT : Ruang belajar darurat bagi siswa kelas 5 SD 03 Sadabumi masih terbuka meski sudah beratap. HARYADI/RADARMAS MAJENANG - Seluruh guru dan kepala SD 03 Sadabumi, terus membenahi mental siswa mereka. Diharapkan siswa bisa lebih cepat beradaptasi dengan tempat dan teman baru. Sebab siswa harus belajar di SD 02 Sadabumi, pasca sekolah mereka rusak akibat tanah longsor, 10 Februari lalu. "Guru proaktif agar siswa tetap bungah," kata Kepala SD 03 Sadabumi, Mus Mulyadi, Selasa (19/2). Menurutnya, pindah tempat belajar dipastikan membawa perubahan pada anak-anak. Karena mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman baru. Terlebih bagi siswa yang belajar di komplek kantor desa dan beberapa ruang belajar lain yang biasanya dipakai untuk kegiatan Kelompok Belajar (Kejar) Paket. "Kalau anak kelas enam memang belajar di ruang kelas milik SD 02. Lainnya ada yang di kantor desa dan tempat belajar paket A, B dan C. Memang lokasinya masih berada di sekitar kantor desa," jelasnya. Namun demikian, dia tidak melihat masalah yang dihadapi para siswa. Mereka masih tetap belajar seperti sedia kala. Secara kasat mata, perilaku dan mental siswa tidak mengalami banyak perubahan. "Anak-anak secara kasat mata tidak ada masalah. Ini yang kita harapkan untuk tetap belajar dan menghadapi ujian nanti," kata dia. Terlebih bagi siswa kelas 6. Mereka terus mendapatkan perhatian dari para guru dan kepala sekolah. Siswa sudah sejak awal belajar di sana dengan harapan bisa lebih tenang. Langkah ini diambil karena mereka berada di kelas terakhir dan harus menghadapi ujian kelulusan. "Semua kita perhatikan. Tidak hanya kelas enam. Tapi mereka memang harus dipersiapkan untuk ujian kelulusan," ungkapnya. Dia menjelaskan, satu-satunya kendala adalah jarak antara tempat tinggal para siswa dengan SD 02. Mereka harus menggunakan angkutan umum. Kendaraan ini menjadi bagian dari kesepakatan warga dengan sekolah dan Pemerintah Desa Sadabumi melalui pertemuan bersama. Kendaraan umum ini diadakan karena sejumlah wali murid merasa keberatan karena harus melalui medan berat. "Ada dua kendaraan umum. Banyak juga yang berangkat dan pulang pakai kendaraan ini," tandasnya. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: