Pohon Peneduh Sudah Uzur dan Rawan Tumbang

Pohon Peneduh Sudah Uzur dan Rawan Tumbang

UZUR : Mayoritas pohon peneduh di Majenang sudah uzur dan rawan tumbang. HARYADI/RADARMAS MAJENANG - Mayoritas pohon peneduh di Kecamatan Majenang sudah uzur. Umur pohon rata-rata sudah mencapai 15 tahun. Hal ini membawa ancaman pohon mudah tumbang ketika hujan deras tiba. Pohon tersebut antara lain di selatan Masjid Mujahidin, depan Taman Makam Pahlawan dan komplek alun-alun. "Saya kecil pohon baru ditanam. Sekarang mungkin sudah lima belas tahun," ujar Dodi Wibowo, salah satu warga Desa Jenang, Selasa (4/12) kemarin. Hal serupa juga diungkapkan oleh Slamet Riyadi. Menurutnya, pohon tua ini sudah selayaknya diganti dengan yang baru. Sebab perkembangan kota menuntut adanya perubahan. Namun dia meminta penggantian pohon ini tidak mengurangi fungsinya sebagai peneduh dan mengurangi dampak polusi. "Gantinya tentu harus yang lebih baik," ujarnya. Menurut dia, pohon peneduh yang baru harus bisa menambah keindahan dan tampilan kota Majenang seperti pohon peneduh yang ada di pusat kota Banjar Patoman ataupun Purwokerto. Di kedua kota ini, pohon peneduh bisa berbunga dan memberikan keindahan bagi wilayah sekitarnya. "Kalau bisa yang berbunga seperti di Purwokerto," kata dia. Koordinator Petugas Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimta) Majenang, Irawan Setiyadi mengakui, Majenang sudah lama tidak ada peremajaan. Pohon peneduh yang ada sekarang adalah glodogan dan jarak roda. "Memang sudah lama tidak ada peremajaan," ujarnya. Dia mengatakan, syarat pohon peneduh antara lain mampu tumbuh dan memiliki dahan yang rindang. Selain itu, dahan tidak mudah patah karena menyangkut keselamatan warga dan pengguna jalan. Selain itu, pohon juga tidak mengeluarkan racun yang bisa berhahaya bagi warga ketika mereka berteduh di bawahnya. "Yang pasti tidak mudah patah," imbuhnya. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: