Bencana Banjir dan Tanah Longsor Landa 10 Desa

Bencana Banjir dan Tanah Longsor Landa 10 Desa

Jalan di beberapa desa di Nusawungu ikut terendam air. RAYKADIAH/RADARMAS. CILACAP-Hujan dengan intensitas tinggi, mulai memicu terjadinya banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap. Delapan desa di dua kecamatan yakni Nusawungu dan Patimuan, terendam banjir. Tujuh desa di Kecamatan Nusawungu yang terendam banjir meliputi Desa Nusawungu, Nusawangkal, Klumprit, Banjareja, Kedung Benda, Purwodadi, serta Karangsembung. Banjir diakibatkan hujan lebat yang melanda daerah ini, Senin (12/11) hingga Selasa (13/11) pagi pukul 05.00. Sedangkan di Kecamatan Patimuan, banjir juga merendam ratusan rumah warga Desa Patimuan Kecamatan Patimuan. Sementara dua desa di Kecamatan Dayeuhluhur, yakni Desa Bingkeng dan Matenggeng, dilanda tanah longsor. Sedangkan di Desa Patimuan Kecamatan Patimuan, ratusan rumah warga terendam air dengan kedalaman hingga puluhan sentimeter. Pantauan Radarmas, ratusan rumah warga di tujuh desa di Kecamatan Nusawungu, terendam banjir antara 10 hingga 70 sentimeter. Warga Banjareja, Parman mengatakan, akibat banjir tersebut aktivitas warga desa tersebut lumpuh. Selain itu, banyak ternak warga yang juga ikut hilang bahkan mati karena terendam air. "Banyak unggas yang mati karena kedinginan terendam air. Karena kami dekat sawah, takut juga kalau ada ular, karena bisa membahayakan warga," ujarnya. Di Desa Klumprit, genangan air mencapai 70 sentimeter. Akibat banjir tersebut warga menitipkan beberapa barang-barang berharga ke tempat sanak saudara yang tidak terkena banjir. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) wilayah Kroya, Gunardi mengatakan, di wilayah Kecamatan Nusawungu terjadi lantaran daerah cekungan dan datar dengan Sungai Jambe dan Sungai Sibelis yang mengalami pendangkalan serta tanggul sungai yang tidak berfungsi. "Klep yang mengatur keluar masuknya air di kedua sungai tersebut tidak berfungsi, sehingga ketika hujan intensitas tinggi maka sungai sungai yang ada di daerah tersebut meluap dan membanjiri rawa, sawah serta pemukiman yang ada,"jelasnya. Menurut dia, untuk memperlancar arus sungai agar tidak terjadi luapan, harus dilakukan pengerukan dan peninggian tanggul serta perbaikan klep pintu air. Selain mengenai pemukiman warga, banjir juga menggenangi beberapa sekolah di Desa Klumprit, jalan raya serta area persawahan. "Ada setidaknya 230 hektare sawah yang terendam banjir. Meskipun begitu belum ada kerugian akibat terendamnya sawah tersebut. Hal ini dikarenakan musim tanam belum dimulai di Kecamatan Nusawungu," ungkap Gunardi. Meskipun air menggenangi MTs dan SD 2 Klumprit, namun aktivitas belajar mengajar tetap dilakukan. Kepala MTs Klumprit, Anis mengatakan, genangan air yang terjadi di sekolahnya dinilai sudah biasa. Di Desa Bingkeng Kecamatan Dayeuhluhur, dua keluarga terpaksa mengungsi karena rumah rusak dan retak-retak. Keduanya adalah Carsih dan Darso. Kepala Desa Bingkeng, Wartono, rumah milik Carsih rusak parah karena ambruk. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Komara, memastikan tidak ada korban jiwa atas kejadian ini. Pihaknya langsung mengirimkan bantuan berupa bahan bangunan rumah untuk memperbaiki kerusakan. "Tidak ada korban jiwa," kata dia melalui Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono, kemarin. (ray/har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: