Tiga Desa di Kroya "Rangking" Stunting
LATIH : Para pemuda dan perwakilan masyarakat dilatih membuat chlorin diffuser. RAYKA DIAH/RADARMAS CILACAP-Tiga desa di Kecamatan Kroya menempati "rangking" dalam kasus stunting. Ketiga desa itu meliputi Karangmangu, Pucung Lor dan Bajing Kulon. Angka itu diketahui berdasarkan riset tahun 2013. Dari 17 desa yang ada di Kecamatan Kroya, ketiga desa yang merupakan hasil samping itu memiliki kasus stunting tinggi. "Di Indonesia ada 8.400 desa, kemudian diambil dari 1000 desa. Sebenarnya di setiap desa ada, tapi saat diteliti ada Desa Karangmangu, Pucung Lor dan Bajing Kulon yang berada dalam rangking teratas dari 1000 desa yang stuntingnya masih tinggi," ujar pemegang Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas 1 Kroya, Agustiar. Dia menjelaskan, kasus stunting bukan hanya terjadi karena tingkat gizi makanan yang kurang berkualitas, namun dari tingkat kualitas air yang diminum. Menurut dia, kebanyakan warga Kroya masih menggunakan sumur gali. Sedangkan saat diriset, kualitas sumur gali yang bagus atau layak masih rendah. "Saat diadakan riset, kualitas sehat sumur gali hanya mencapai 29,64 persen, sedangkan kualitas sedang hanya 34 persen. Hal ini membuktikan bahwa tingkat bahaya kualitas air masih sangat tinggi," ungkapnya. Menurut dia, sumur gali yang digunakan oleh masyarakat Kroya masih tercemar oleh septic tank atau tempat pembungan tinja. "Kasus sumur dengan pencemaran septic tank kurang dari 10 meter ada 52 persen sendiri," jelasnya. Untuk meningkatkan kualitas air bersih supaya mengurangi angka stunting, Puskesmas 1 Kroya membuat chlorin diffuser untuk menghilangkan kuman dalam air. Menurut Agustiar, pembuatan tersebut tidak memakan biaya yang besar. Dengan alat sederhana dan cukup mudah dicari, chlorin diffuser dapat membantu masyarakat untuk membunuh kuman penyakit. "Chlorin alat dan bahannya sangat mudah. Hanya perlu dua paralon dengan ukuran berbeda. Tutup untuk menutup paralon. Pasir satu kilogram namun sudah di cuci. Kaporit 50 ons dan tali," jelasnnya sembari mengajarkan kepada perwakilan desa dan pemuda di Kroya, Selasa (30/10). Cara penggunaannya pun cukup sederhana. Paralon hanya perlu dilubangi dan dimasukkan air di tengah-tengahnya. Kemudian dimasukkan ke sumur gali sedalam satu meter. "Sebenarnya ini pembuatannya sangat sederhana, dan hanya membutuhkan biaya Rp. 25 ribu saja asal kita buat sendiri. Chlorin membuka kaporit secara netral, bisa membunuh kuman. Kuman mati tapi aman," imbuhnya. (ray/din)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: