RSUD Majenang Terancam Bangkrut

RSUD Majenang Terancam Bangkrut

SULIT KEUANGAN : Manajemen RSUD Majenang mengalami kesulitan keuangan setelah tiga bulan klaim BPJS belum terbayar. HARYADI/RADARMAS MAJENANG - Tunggakan pembayaran dari BPJS yang ngadat ternyata menimpa RSUD Majenang juga. Saat ini, rumah sakit tipe C itu mengalami kesulitan keuangan setelah 3 bulan klaim BPJS belum terbayar. Total tagihannya mencapai Rp 6,307 Miliar. "Kalau dibuat kurva, sekarang kita di titik paling bawah. Paling kritis dari sisi cash flow," kata Kabid Pelayanan, dr Nur Cahyo, Sabtu (22/9) lalui. Kesakitan ini terjadi karena selama ini klaim dari BPJS menjadi andalan pendapatan. Perbulan RSUD Majenang memiliki klaim sebesar Rp 3 Miliar. Sementara pendapatan dari pasien umum, jauh di bawahnya dan tiap tahun selalu menurun. Perbulan rata-rata hanya Rp 700 juta saja. "Kisaran 700 atau 800 juta," ungkapnya. Menurut dia, selama tiga bulan terakhir, ada beberapa pos pengeluaran yang terpaksa dipending. Seperti biaya Jasa Pelayanan bagi petugas medis dan tagihan ke pihak ketiga. Sebut saja pembayaran ke suplier obat. Karena tunggakan ini, sejumlah suplier obat sudah mengeluarkan ultimatum. Sementara Kabag Umum RSUD Majenang menambahkan, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan langkah penyelamatan. Caranya yakni dengan mencari dana talangan dari bank. Untuk tahap awal, manajemen berkonsultasi terlebih dahulu dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap. Termasuk BPKP, Bagian Hukum Setda Cilacap, Badan Pengawas Rumah Sakit dan lainnya. "Kita siapkan regulasinya dulu. Baru ke bank. Karena hutang ke bank tentu ada hitungan bunga dan lainnya," kata Dedi. Dia berharap langkah penyelamatan ini dapat dilakukan sebagai bentuk penyelamatan. Karena dana yang ada di RSUD Majenang sudah tidak ada lagi. Selain itu, BPJS pusat juga sudah menjalin kerja sama dengan salah satu bank pemerintah untuk memberikan dana talangan. "Jika tidak bisa, rumah sakit bisa kolap," imbuhnya. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: