12 Jolen Arak 1.400 Bumbung Uang di Kroya

12 Jolen Arak 1.400 Bumbung Uang di Kroya

KROYA-Cara unik dilakukan oleh Desa Pesanggrahan Kecamatan Kroya. Demi melunasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), lebih dari 3.000 warga Desa Pesanggrahan mengarak sekitar 1.400 bumbung uang menggunakan 12 jolen, Senin (19/2). Jumlah itu sesuai jumlah RT yang ada di Desa Pesanggrahan. Jolen yang diarak keliling desa diikuti oleh warga dengan berbagai kreasi masing-masing. BUMBUNG : Bumbung uang yang diarak dengan jolen dibuka oleh Wakil Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rachman Senin (19/2).DARYANTO/RADARMAS Bahkan kerukunan dan kreativitas warga Desa Pesanggrahan mendapat apresiasi dari para pegiat budaya ISI Solo. Semangat warga juga membuat Wakil Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rachman SSTP MSi dan Ketua TP PKK Kabupaten Cilacap Hj Tetty Suwarto Pamuji, hadir dan membuka bumbung uang tabungan milik warga untuk membayar PBB. “Kami sangat mengapresiasai warga Desa Pesanggrahan. Bahkan SPT baru akan diberikan 22 Februari mendatang, namun seluruh warga Desa Pesanggrahan hari ini (kamis, 19/2) sudah membayar PBB,”kata Wakil Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rachman. Hal itu, menurut Syamsul akan sulit jika tidak ada penggerakannya. Kalau ada penggeraknya namun warganya susah diatur, juga sama sulitnya. Namun di Desa Pesanggrahan ini semua warga bergerak dan pemerintah desa juga bergerak. “Ini bisa menjadi model bagi desa lainnya. Meski tidak harus sama namun semangat warganya memenuhi kewajibannya sebagai warga Negara patut ditiru,”tandas dia. Hj Tetty Suwarto Pamuji mengatakan, sebenarnya yang diundang adalah bupati. Namun karena ada kegiatan yang tidak bisa diwakilkan di Jakarta, sebagai bentuk penghargaan dia mau hadir bersama Wakil Bupati. “Saya ikut hadir karena saya merasa semangat warga Desa Pesanggrahan sangat tinggi dan komitmennya dari tahun ke tahun juga besar sehingga undangan itu menjadi penghargaan bagi kami dan bapak, makanya kalau tidak bapak yang hadir maka saya harus ikut hadir,”kata Tetty. Kepala Desa Pesanggrahan, Sarjo mengatakan, mengarak jolen memang baru dilakukan tahun ini. Sebelumnya, warga hanya membawa bumbung pajaknya ke desa kemudian disetorkan ke petugas. “Karena sudah tiga kali kita lakukan itu, maka tahun ini kita ingin berbeda. Bumbung kita arak dengan jolen dan semua kesenian kita tampilkan serta ada pasar rakyat,”kata dia.(yan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: