Tubing Cijalu Mulai Ditawarkan

Tubing Cijalu Mulai Ditawarkan

MAJENANG - Permainan air dengan menggandalkan ban besar (tubing), mulai ditawarkan sebagai paket wisata. Lokasinya memanfaatkan aliran sungai Cijalu, mulai dari Desa Bener dan berakhir di Desas Jenang. Permainan ini ditawarkan oleh Parma, kelompok anak muda penggemar petualangan di Kecamatan Majenang. "Mulai kita tawarkan. Karena tren sekarang kan wisata alam," ujar salah satu anggota Parma Majenang, Hendro. AMAN : Arus di Cijalu dianggap aman untuk permainan tubing dan debitnya relatif stabil. Dia mengatakan, tawaran ini diberikan kepada sejumlah kelompok pecinta alam di Majenang dan sekitarnya. Demikian juga dengan kelompok profesi tertentu seperti guru, karyawan swasta atau siswa dan mendapatkan sambutan. Pihaknya sudah beberapa kali membawa rombongan. Tiap paket berisikan 10 orang peserta. Bahkan akhir pekan lalu ada pengunjung yang meminta diajak bermain tubing. "Sementara ini baru pada komunitas pecinta alam. Tapi ada juga karyawan swasta yang pernah bermain," kata dia. Menurutnya, arus sungai Cijalu mulai dari Desa Bener hingga Jenang terdapat banyak jeram, namun tidak terlalu ekstrem. Dengan demikian, hal ini masih sangat aman terutama bagi mereka yang belum pernah bermain tubing. Selain itu, air Sungai Cijalu selalu jernih meski sehari sebelumnya diguyur hujan dan kondisi ini tidak ditemukan di tempat lain. "Trek aman dan air jernih meskipun sehari sebelumnya banjir," kata dia. Di samping itu, pengunjung mendapatkan bonus berupa jembatan gantung saat menuju titik pemberangkatan. Di sana juga ada curug kecil yang masih sangat perawan. Sementara jalan menuju lokasi awal bisa dijangkau dengan kendaraan roda 4 karena sudah diaspal oleh Pemerintah Desa Bener. "Sebelum turun ke sungai harus lewat jembatan gantung dan hutan pinus. Ini masih sangat alami. Juga ada curug kecil," kata dia. Dia menyakini, paket wisata petualangan ini masih bisa dikembangkan lagi. Keyakinan ini berdasarkan akses masuk menuju sungai dari jalan kabupaten. Beda dengan wahana serupa di tempat lain yang memaksa pengunjung harus berjalan jauh. Selain itu, spot-nya juga terpisah-pisah. "Yang terpenting, sungai masih sangat alami karena jauh dari perkampungan warga," tandasnya. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: