TKW Majenang Meninggal di Hongkong

TKW Majenang Meninggal di Hongkong

MAJENANG - Nurlaela binti Samilun (32), warga RT 04 RW 03 Dusun Salebu Barat Desa Salebu Kecamatan Majenang, meninggal dunia di Hongkong. Almarhumah menghenbuskan nafas terakhir Senin (6/11) lalu setelah mengeluhkan rasa pusing dan tak tertolong dalam perjalanan menuju salah satu rumah sakit di sana. "Meninggal Senin dua minggu lalu. Kabar yang keluarga terima karena sakit dan sempat dibawa ke rumah sakit dengan ambulance," ujar Amron Sidik, adik almarhumah, Rabu (22/11) kemarin. Dia mengatakan, kakaknya terakhir komunikasi dengan keluarga Sabtu (18/11) lalu. HARU : Jenazah Nurlaela saat diturunkan dari mobil ambulans dan disambut tangis haru keluarga dan kerabat.HARYADI/RADARMAS Saat itu Nurlaela mengabarkan dirinya sudah mendapat majikan dan tempat kerja baru di Hongkong. Namun tidak mengeluhkan sakit ataupun pusing kepala. Bahkan diperoleh kabar, dia masih bisa menikmati akhir pekan dengan jalan-jalan bersama TKW lain. "Komunikasi terakhir malam minggu dan tidak mengeluhkan sakit. Bahkan hari minggu masih sempat jalan-jalan," kata Amron. Kemarin pagi, jenazah diterbangkan dari Hongkong menuju tanah air dan mendarat di Yogyakarta. Perwakilan keluarga bersama salah satu aparat desa setempat menjemput jenazah di bandara dan mengawal sampai rumah duka. Sebelumnya, keluarga mendapatkan informasi dari agen pengerah tenaga kerja di Hongkong. "Selama ini komunikasi dengan agen disana," jelas dia. Tentang jeda antara kematian dengan pemulangan jenazah, Amron mengaku tidak mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Tiap kali keluarga menanyakan hal ini ke agen, selalu dijawab kalau pemulangan masih dalam proses. "Kami hanya dikasih tahu kalau semuanya dalam proses," ungkapnya. Informasi dari keluarga, Nurlaela terakhir kali berangkat ke Hongkon 15 Oktober lalu. Namun belum diketahui secara pasti PPTKIS mana yang memberangkatkannya. Sebelumnya almarhumah sudah bekerja disana selama 5 tahun dan pulang pada ramadan lalu dengan alasan cuti. "Setelah cuti kakak saya berangkat lagi. Semua persyaratan diurus sendiri. Mungkin karena sudah pengalaman dan hafal agensi di sana, jadi nda ada masalah sama sekali. Kami jadi tidak tahu PT mana yang memberangkatkannya," papar Amron. Pihak keluarga hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan kematian Nurlaela. Keluarga hanya berharap agar jenasah bisa dimakamkan di tempat kelahirannya dan berdekatan dengan makam ayah kandungnya. "Kami ikhlas. Yang penting jenasah bisa pulang," tandasnya. Jenazah kemarin langsung dimakamkan setelah ada prosesi serahterima. Kedatangan jenazah langsung disambut hujan tangis dari seluruh anggota keluarga. Terlebih sang ibu yakni Sairah yang tidak mampu menahan rasa haru karena kehilangan anak ke 5-nya itu. Sairah sejak pertama kali mendengar kabar ini, berulang kali harus ditenangkan oleh kerabat ataupun tetangganya. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: