Tanah Matenggeng Kembali Bergerak

Tanah Matenggeng Kembali Bergerak

DAYEUHLUHUR - Pergerakan tanah susulan dirasakan warga Desa Matenggeng Kecamatan Dayeuhluhur, Kamis (9/11) malam sekitar pukul 19.00 malam. Lokasi bencana berada di Dusun Kamuning RT 02 RW 09. Bencana ini kembali menambah tingkat ancaman terhadap 2 rumah warga yang berada di jalur rekahan. Mereka kini terpaksa mengungsi pada malam hari untuk menghindari korban jiwa. "Gerakan tanah susulan terjadi di Desa Matenggeng," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara melalui Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono, Jumat (10/11) kemarin. Dia mengatakan, bencana pertama terjadi Selasa (6/11) lalu dan mengakibatkan jalan desa ambles. TERANCAM : Gerakan tanah susulan terjadi di Desa Matenggeng dan mengancam dua rumah warga di sekitarnya.istimewa Kejadian ini juga sudah membentuk mahkota longsor. Pasca kejadian pertama, katanya sudah dilakukan kerja bakti untuk menutup rekahan dengan melibatkan warga dan aparat terkait dibantu sejumlah relawan. Saat ini lebar rekahan bertambah 40 sentimeter dengan radius rekahan sekitar 70 meter. "Sekarang tambah lebar," ujar dia. Pihaknya saat ini terus memantau kondisi terakhir dengan berkomunikasi dengan perangkat desa setempat dan staf Kecamatan Dayeuhluhur. BPBD juga sudah meminta warga yang berada di lokasi rekahan untuk mengungsi jika hujan deras menguyur wilayah tersebut. Petugas juga sudah memasang rambu tanda peringatan akan bahaya pergerakan tanah. "Warga kita himbau untuk mengungsi jika hujan deras," ujarnya, Selain Desa Matenggeng, BPBD juga terus memantau wilayah yang sempat mengalami tanah longsor ataupun pergerakan tanah. Seperti Desa Sadabumi Kecamatan Majenang yang mengalami longsor hingga menutup jalan. Demikian juga dengan Desa Panulisan Timur Kecamatan Dayeuhluhur, Desa Bantarpanjang (Cimanggu) dan Cilongkrang (Wanareja). Seluruh kejadian ini mengamcan perumahan warga setempat. "Kita pantau terus daerah yang kemarin sempat longsor atau terjadi pergerakan tanah," tegasnya. Hal ini dilakuka mengingat hujan deras masih akan terus terjadi sepanjang November dan diperkirakan akan mencapai puncak pada Desember atau awal tahun depan. Kondisi seperti ini diperkirakan akan memunculkan kembali longsor atau pergerakan tanah susulan, seperti yang terjadi di Desa Matenggeng. "Daerah yang kemarin longsor atau ada tanah bergerak, masih sangat mungkin terjadi susulan karena sekarang sering terjadi hujan deras," tandasnya. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: