Remaja Asal Cilacap Racik Obat Peredam Sakit Gigi, Dapat Penghargaan LIPI
CILACAP-Dona Fitriana Nurasizah. Usianya baru 17 tahun. Rumahnya ada di Gunung Simping, Kelurahan Cilacap Tengah. Namun, meski baru lulus, Dona luar biasa. Dia sukses meracik obat terbaru untuk peredam sakit gigi. Temuan yang terinspirasi dari orang tua Dona karena sering sakit gigi ini bahkan mendapat penghargaan 108 Inovasi Indonesia. Tak tanggung-tanggung, yang memberikan penghargaan dalam 108 Inovasi Indonesia itu adalah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Business Innovation Center (BCI). Dona Fitriana mendapat penghargaan dari LIPI atas prestasi dengan menemukan obat peredam sakit gigi. "Yang memberikan penghargaan tersebut dari BCI dan LIPI," jelasnya. Dona kepada Radar Banyumas mengungkapkan, awalnya ayahnya sering sakit gigi. Dona yang gemar membaca buku akhirnya terangsang untuk mengembangkan cara ayah saat menyembuhkan sakit gigi. "Bahan yang digunakan untuk membuat obat peredam sakit gigi beragam. Ada kulit batang kelapa, garam, ekstrak pemburu meteki, dan ekstrak daun siri," ungkap Dona. Bahan-bahan yang telah disiapkan lalu di rebus hingga kental, dan hasil rebusan tersebut kemudian dikumur ke mulut. "Rasanya agak sepet sih, biasanya sih langsung sembuh. Saat ikut pameran, sempat di uji. Dan waktu itu diujikan pada seseorang. Ada yang sekali kumur langsung sembuh, dan ada yang butuh dua sampai tiga kali baru sembuh," kata Dona yang baru saja lulus dari salah satu SMA Negeri 3 Cilacap tahun 2017. Dona berharap hasil buatannya bisa dikembangkan lebih baik lagi, dan saat ini dia juga sedang menunggu dana untuk mengembangkan hasil buatannya tersebut. "Apalagi sekarang belum di uji laboratorium, kemungkinan kalau sudah di uji laboratorium, saya berharap bisa dijadikan produk dan dipasarkan, dan dia juga berharap setelah hasil tersebut lolos, pingin mendirikan semacam UMKM, dan mengajak masyarakat, ibu rumah tangga bikin home industri,"ungkapnya. Selain itu, Dona yang saat ini sedang memperjuangkan agar bisa lolos SBNPTN, berharap apabila di terima di UPN Yogyakarta, dia tetap akan terus kembangkan hasil obat tersebut. Afridon (48), Ayah Dona mengatakan, anaknya dari kecil suka membaca buku. Dari situ ketertarikan untuk mengembangkan obat yang saya gunakan saat sakit gigi ingin lebih ada greget. "Hasil obat yang Dona buat, kemungkinan sudah ada 100 orang yang pernah mencoba, termasuk tetangga pun kadang sering minta dibuatkan", jelasnya. Rencana kedepan, kata dia, diserahkan ke Don. "Keluarga tidak ada rencana. Paling anak, kan mau kuliah, mungkin dari itu bisa sambil mengembangkan, harapannya sih tetap ingin di kembangkan, dan kabarnya hasil tersebut mau diikutkan event sekala internasional," lanjut Afridon. (ahmas faiz salim/tangkas pamuji)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: