Sedekah Laut Cilacap Bentuk Rasa Syukur

Sedekah Laut Cilacap Bentuk Rasa Syukur

Pemkab Gelar Sedekah Laut CILACAP-Sedekah Laut nelayan Kabupaten Cilacap berlangsung meriah, Jumat (7/10). Tercatat delapan kelompok nelayan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap itu terlibat dan membawa jolen ke pendopo kabupaten. Jolen ini kemudian dibawa tiap kelompok nelayan dengan berjalan kaki menyusuri sejumlah jalan protokol menuju Teluk Penyu. sedekah-laut-cilacap Delapan jolen tersebut dari kelompok nelayan di eks Kotip Cilacap, yakni Donan, Sentolokawat, Bakung, Pandanaran, PPSC, Tegalkamulyan, Lengkong dan kelompok nelayan Karang Kemiren. Sementara, dua jolen lainnya merupakan sumbangan dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Cilacap yang dijadikan jolen tunggul atau jolen utama. Pantauan Radar Banyumas, prosesi Sedekah Laut itu diawali dengan kedatangan Subo Menggolo yang dikawal pasukan "dalem" dan "njobo". Mereka didahului oleh rombongan utusan atau yang disebut duto pangarso. Seluruh pasukan itu kemudian bertahan di luar pendopo. Setelah itu, nelayan kemudian membawa seluruh jolen ke Teluk Penyu. Baru kemudian secara berurutan seluruh peserta arak-arakan meninggalkan pendopo. Dimulai Duto Pangarso, Sekelompok penari, pembawa bendera dan pembawa jolen. Bupati bersama Wakil, Ketua DPRD Kabupaten Cilacap dan kepala SKPD mengikuti dari belakang. Bupati, wakil dan Ketua DPRD naik kereta kuda. Sementara seluruh kepala SKPD naik becak hias menuju tempat pelarungan jolen. Ribuan masyarakat larut dalam prosesi arakan yang melalui Jalan Ahmad Yani, Jalan Sutoyo, Jalan Laut, menuju ke Pantai Teluk Penyu Cilacap yang berjarak sekitar dua kilometer. "Ada delapan kelompok nelayan yang terlibat. Masing-masing membawa satu jolen, plus dari HNSI," ujar Ketua HNSI Kabupaten Cilacap, Sarjono, kemarin. "Gelaran Sedekah Laut ini juga merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, atas berkah yang diberikan melalui hasil laut yang melimpah," tambahnya. Dia mengatakan, seluruh jolen ini dilarung ke Perairan Selatan Pulau Jawa dengan menggunakan sejumlah perahu. Jumlahnya diperkirakan lebih dari delapan perahu karena ada sejumlah jolen berukuran besar hingga membutuhkan lebih dari 1 buah perahu untuk membawanya. "Jumlah perahu banyak. Ada satu perahu yang membawa satu jolen. Ada juga satu joleh di bawa dua perahu," ujarnya kepada sejumlah awak media. Iring-iringan jolen ini, katanya, juga dimeriahkan oleh sejumlah kelompok kesenian tradisional. Sebut saja kelompok kentongan atau tek-tek dan juga barongsai. Keberadaan mereka membuat penonton tetap memadati jalan yang dilalui jolen dari pendopo hingga Teluk Penyu. Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Murniyah mengatakan, kegiatan ini merupakan hajat para nelayan di sana. Namun agenda ini dikemas menjadi hajat pemerintah daerah dalam hal ini bupati dan dilakukan sejak 1873 lalu. "Ini hajatnya nelayan, tapi dikemas menjadi hajat bupati. Karena sejak 1873 sudah dikemas bupati cilacap pertama," katanya. Untuk memeriahkan perhelatan kemarin, Pemkab Cilacap menggelar sejumlah kegiatan di pantai Teluk Penyu. Mulai dari bazar, lomba desain batik hingga pertunjukkan kesenian tradisional sehari penuh kemarin. Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji saat Kamis (6/10) malam kemarin berharap, nelayan diminta memperhatikan iklim dan cuaca yang terjadi. Arif dan bijaksana, nelayan tidak segan-segan meminta informasi kepada pihak terkait. Penyebab kecelakaan laut karena mereka kurang paham perkembangan cuaca di laut. "Sebelum melaut, hati-hati dan menjaga kesehatan hingga bisa pulang dalam keadaan sehat wal afiat dan membawa hasil yang melimpah," katanya. (har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: