Majenang Ditarget Panen 3 Kali Dalam Setahun
MAJENANG - Untuk pertama kalinya, petani di wilayah selatan Kecamatan Majenang akan menikmati panen 3 kali dalam setahun. Wilayah yang akan mengalami panen 3 kali ini di sepanjang Daerah Irigasi (DI) Cilumuh dan tersebar di Desa Mulyadadi, Mulyasari, Padangsari, Padangjaya dan Cilopadang. Kemungkinan ini sangat terbuka karena saat ini mayoritas sawah sudah mulai panen. "Tahun ini sawah di DI Cilumuh bisa panen tiga kali. Sekarang lima puluh persen sudah panen," ujar Ketua Gabungan Paguyuban Petani Pengguna Air (GP3A) Darma Tirta Kecamatan Majenang, Wahyudi. Dia mengatakan, sawah di DI Cilumuh mencapai 1.036 ha. Dia memperkirakan wilayah tersebut akan selesai panen pada September mendatang. Pasca itu petani sudah bisa langsung mengolah lahan dan bisa memulai Musim Tanam (MT) 3 pada akhir September atau awal Oktober. Selama ini petani di wilayah itu hanya bisa menikmati panen 2 kali dalam setahun. Bahkan beberapa wilayah hanya bisa menikmatinya setelah 1,5 tahun karena keterbatasan sumber air. "Minimal awal Oktober MT tiga dan panen Desember atau januari tahun depan. Ini rekor karena pertama kali bisa tanam dan panen tiga kali," katanya penuh semangat. Keberhasilan ini, katanya berkat upaya keras seluruh pengurus kelompok tani, penyuluh dan berbagai petugas terkait. Mereka juga kerap menggelar koordinasi baik secara formal maupun informal dalam berbagai kesempatan. "Sudah sering "diopyak-opyak (disuruh-red)," katanya. Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Majenang, Gunawan mengakui hal ini. Sebelumnya, pihaknya bersama sejumlah petani sudah merintis 3 kali tanam dan panen. Hanya saja, jumlah petani dan lahan yang digunakan masih sangat kecil. Areal sawah itu berada di sisi selatan Majenang. "Sudah dua tahun ini ada yang tiga kali panen. Tapi dalam areal kecil," ujarnya. Keberhasilan 2 kali panen dan tanam ini, katanya didukung keberadaan bendung Cilopadang di Sungai Cilumuh hilir yang dibangun oleh pemerintah pusat. Bendung ini mampu menutup kekuarangan air yang selamai ini dikeluhkan petani karena minimnya pasokan air dari bendung Cijalu maupun Cilumuh. "Setelah ada bendung, kebutuhan air sangat cukup," tandasnya. (har/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: