Peringatan HUT RI Unik di Majenang , Ramai dengan Suara Alat Dapur
MAJENANG - Jika biasanya hanya dengan suara sirene, peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Rabu (17/8) pagi di ALun-alun Majenang terasa berbeda. Selain sirene, juga ada suara kentongan, terompet bahkan suara alat-alat dapur yang dipukul. Andil warga dalam upacara peringatan HUT RI itu memberi nuansa berbeda. Mereka ikut memukul berbagai peralatan dapur. Pukulan alat dapur itu baru berhenti bersamaan dengan berakhirnya suara kentongan, sirene dan terompet. "Kita ingin ikut memperingati hari ulang tahun kemerdekaan. Ini sudah dilakukan sejak lama," ujar Isti, salah satu warga sekitar alun-alun, kemarin. Menurutnya, hal ini dilakukan karena sejak lama dirinya sudah mendengar anjuran warga untuk ikut memukul kentongan, bedug di tiap masjid atau mushola serta lonceng gereja. Anjuran ini sudah lama dia ketahui. Namun belakangan, makin jarang dilakukan warga. "Anjuran ini sudah lama disampaikan. Namun entah kenapa jarang yang melakukan," katanya. Dia mengakui, membunyikan sumber suara saat detik-detik proklamasi makin memudar. Awalnya dia juga tidak tahu arti membunyikan alat dapur, kentongan dan lainnya. Bahkan ada rasa malu karena terkesan mencari perhatian. "Dulu malu. Tapi setelah tahu maknanya, ternyata malah menyenangkan," katanya. Sementara itu, puluhan peserta upacara harus mendapat perawatan petugas medis dan pramuka. Sebagian diantaranya harus ditandu dan dibawa ke masjid di komplek alun-alun untuk mendapatkan pertolongan pertama. Rata-rata mereka tidak kuat berdiri dibawah terik matahari. "Jumlahnya cukup banyak. Mungkin sampia tiga puluh anak karena tidak kuat kena panas," ujar Budi salah satu anggota pramuka yang bertugas kemarin. Upacara pengibaran bendera kemarin tetap mendapatkan perhatian luas masyarakat Kecamatan Majenang dan sekitarnya. Mereka nampak berkerumun di sisi timur dan selatan alun-alun. Sebagian warga bahkan memaksa masuk ke komplek alun-alun dan mengabadikan proses upacara yang dipimpin Camat Majenang, Oktrivianto Subekti. Usai membacakan pidato Gubernur Jawa Tengah, Oktrivianto menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh peserta upacara yang telah mengikuti kegiatan tersebut dengan khidmat. Kondisi serupa terjadi saat upacara HUT Ke-71 RI di Kecamatan Kroya Rabu (17/8). Cuaca yang cukup panas membuat peserta upacara dari berbagai sekolah yang ada di Kroya tidak kuat manahan panas. Petugas kesehatan dibantu oleh siswa yang lain harus sigap menangani peserta upacara yang pinsan atau pusing. Upacara HUT RI tingkat Kecamatan Kroya berlangsung khidmat. Camat Kroya Drs Muhamad Najib MSi selaku inspektur upacara membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo yang mengingatkan agar persatuan dan kesatuan harus di jaga. Sementara itu usai upacara berbagai kegiatan menyambut HUT RI digelar oleh masyarakat di berbagai desa. Hal tersebut membuat masyarakat ikut gembira. Sebab kegiatan–kegiatan populer seperti panjat pinang, balap karung, makan kerupuk seolah menjadi menu wajib menyambut HUT RI. “Setiap memperingati HUT RI pasti selalu dibarengi dengan kegiatan yang bersifat menghibur,” kata Kapolsek Kroya AKP Suryo Probo.(yan/har/acd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: