Ramadan, Bulan Penuh Berkah Bagi Pedagang

Ramadan, Bulan Penuh Berkah Bagi Pedagang

Bulan puasa memang selalu menjadi bulan yang penuh berkah tersendiri bagi sebagian kalangan. Terutama bagi mereka, para penjual makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Memasuki puasa di hari kelima, para pedagang mengaku bisa menjual makanan dan minuman lebih banyak. REZA ABINERI, Cilacap Hal ini bahkan dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat yang turut serta menjadi pedagang tiban, untuk mendapatkan penghasilan tambahan di bulan Ramadan. Beraneka macam jajanan takjil, seperti gorengan, roti, pecel, mie, kolang-kaling, serta berbagai jenis minuman segar, menjadi pilihan favorit yang sangat diminati untuk berbuka puasa. Ramadan-Bulan-Penuh-Berkah-Bagi-Pedagang Selain harganya murah meriah, jajanan tersebut memiliki citarasa yang nikmat, sehat, dan menyegarkan. Beberapa makanan dan minuman ini selalu menjadi primadona, saat bulan puasa tiba. Apalagi bila disajikan dengan es, sirup, dan puding, membuat sajian ini semakin menggoda selera pembeli. Rata-rata berbagai tajilan yang menggoda selera tersebut, dijual seharga antara Rp 5.000 - Rp 10.000. Sementara untuk kue, pedagang menjualnya pada kisaran harga Rp 1.000 per potong. Salah seorang pedagang, Sutrisno mengaku, dalam satu hari setidaknya ia dapat menjual sekitar 100 bungkus, baik es pisang hijau, es rumput laut, maupun es buah. Dari hasil usahanya, ia mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan. Terlebih pada sore hari menjelang berbuka puasa, kawasan eks batalyon Cilacap tempat ia berjualan, merupakan salah satu titik pusat keramaian masyarakat. Banyak pilihan tempat yang menarik bagi anda, yang ingin berburu makanan dan minuman untuk berbuka puasa di Kota Cilacap. Sebab, hampir di seluruh ruas jalan kota Cilacap, nampak pedagang takjil yang menjajakan dagangannya. Suasana makin ramai saat kita memasuki pusat kota Cilacap, hingga ke Alun-alun. Di sana, suasana sore bulan Ramadan di Kota Cilacap nampak semarak dengan beragam aktivitas masyarakat. Kondisi ini tentu berdampak positif terhadap omzet penjualan para pedagang, yang belakangan mengalami kenaikan signifikan. Tidak hanya pedagang makanan yang meraup keuntungan lebih di bulan Ramadan.Pedagang kembang api pun kini mula merasakan nikmatnya mendulang rupiah, bahkan sejak memasuki hari pertama ramadan lalu. Sore hari, menjelang berbuka puasa, sejumlah lapak kembang api terlihat di beberapa sudut kota Cilacap, seperti Jalan MT.Haryono, Jalan Letjen Suprapto, dan Jalan Jenderal Sudirman. Zaman dahulu, ramadan dan petasan seolah menjadi bagian tak terpisahkan. Bahkan bagi sebagian orang, kurang meriah rasanya apabila bulan Ramadan tidak dimeriahkan dengan petasan. Namun seiring larangan yang dikeluarkan oleh aparat kepolisian, mengingat dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaan petasan, maka kembang api menjadi alternatif masyarakat, yang ingin menyemarakkan suasana ramadan. Sejumlah pedagang pun mulai memanfaatkan momen ini, untuk mendulang rezeki. Hampir di setiap sudut jalan, kita dapat menjumpai pedagang kembang api. Setiap menjelang buka puasa, mereka bahkan telah menggelar dagangannya. Seperti yang dilakukan oleh Budi Triawan, salah seorang pedagang kembang api di Pasar Gede Cilacap. Menurut Budi, pekerjaan ini dilakukannya sebagai usaha sampingan, diluar pekerjaannya sebagai kredit marketing officer di salah satu leasing di kota Cilacap. Ia mulai berjualan kembang api sejak tahun lalu, saat bulan Ramadan tiba. Sore hari sekitar jam 5 sore, ia menggelar dagangannya, dan berharap pembeli yang melintas di kawasan tersebut tertarik untuk membelinya. Budi mengatakan, ia menjual berbagai jenis kembang api dengan harga bervariasi. Untuk jenis kembang api tetes, ia biasa menjualnya seharga Rp 5.000. Sedangkan kembang api biasa, dibanderol Rp 2.500 per bungkus. Selain itu, ada pula bola lontar dengan isi 8 tembakan, dijual Rp 15.000, serta beberapa jenis kembang api lainnya. Ia mengakui, sebenarnya tidak sedikit pembeli yang mencari petasan, namun ia tidak berani menjualnya. Sebab saat ramadan, biasanya aparat kepolisian gencar melakukan razia petasan. Pedagang lainnya, Aton mengatakan, meski hari raya Idul Fitri masih cukup jauh, akan tetapi minat masyarakat untuk membeli kembang api cukup baik. Ia sendiri mengaku telah berjualan kembang api sejak beberapa hari lalu, sebelum bulan ramadan tiba. Namun ketika disinggung mengenai omzet yang diperoleh, Aton enggan menyebutkan. Menurut dia, usaha ini hanya dilakukan sebagai sambilan, sekaligus untuk memeriahkan datangnya bulan suci Ramadan.(rez)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: