Menikmati Keindahan Panorama Gunung Srandil, Pesona Alam Nan Eksotis Berbalut Mistis

Menikmati Keindahan Panorama Gunung Srandil, Pesona Alam Nan Eksotis Berbalut Mistis

Menikmati Keindahan Panorama Gunung Srandil, Pesona Alam Nan Eksotis Berbalut Mistis Gunung Srandil merupakan salah satu obyek wisata spiritual yang terletak di Desa Glempangpasir, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. Kawasan tersebut merupakan tempat peziarahan karena banyak leluhur tanah Jawa disemayamkan di sana. REZA ABINERI, Cilacap Setiap hari, puluhan orang dari berbagai daerah datang ke tempat ini untuk berziarah dengan berbagai ritual dan doa yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di lokasi ini, terdapat banyak panembahan yang dikeramatkan oleh kalangan masyarakat yang mempercayainya. Bukan hanya masyarakat penganut kepercayaan (kejawen), banyak juga penganut berbagai dari berbagai daerah datang untuk berziarah ke tempat ini. Konon, Srandil merupakan pepunden tertua di tanah Jawa, sekaligus merupakan tempat berseminya ajaran Islam di masyarakat pesisir selatan yang kala itu masih menganut agama Hindu, Buddha dan kejawen. "Banyak orang yang beranggapan bahwa Gunung Srandil merupakan tempat pesugihan yang mengharuskan adanya tumbal. Namun itu tidak benar. Ini merupakan tempat pertapaan untuk mencari ketenangan batin atas izin Allah Yang Maha Esa," kata Suryadi, salah satu juru kunci. Di kawasan itu banyak terdapat petilasan leluhur Jawa yang memiliki kedigdayaan dan linuwih, serta dikenal sebagai tokoh-tokoh sakti mandraguna. Dari kemampuan mereka, petilasan tersebut sering disinggahi dan dikeramatkan seperti petilasan Mbah Kanjeng Gusti Agung, Nyai Dewi Tanjung Sekarsari, Ki Semar Tunggul Sabdo Jati Doyo Amung Rogo, Juragan Dampo Awang, Kanjeng Gusti Agung Ahmad atau petilasan Langlang Buana yang berada diatas bukit dan petilasan Hyang Sukmo Sejati. "Dari ketujuh titik ini, para peziarah memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa dan menyampaikan hajatnya agar terkabul. Tentu saja harus disertai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing," ungkapnya. Juru kunci lainnya, Sutanto (56) mengatakan, kawasan itu setiap hari dikunjungi oleh peziarah. Tidak hanya masyarakat sekitar tapi banyak pula orang-orang dari Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi memadati peziarahan itu dengan bermacam tujuan. Biasanya mereka berkunjung pada malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pada bulan Sura. Peziarah yang datang biasanya membawa uborampe seperti kembang setaman, rokok kretek, minyak wangi, dan kemenyan. Bahkan bila yang bersangkutan mampu, tak jarang pula yang mengadakan selamatan dengan menggunakan ayam atau kambing. "Namun itu semua tergantung kemampuan masing-masing individu, tidak ada keharusan. Sesaji itu hanya syarat saja sebagai sedekah untuk para leluhur sembari kita memohon pada Yang Maha Kuasa. Jadi bukan untuk menyembah mereka," katanya. Daya tarik Gunung Srandil tidak hanya terlihat dari pesona alamnya yang eksotik. Namun juga dibalut dengan beragam legenda dan cerita rakyat yang diyakini pernah terjadi ratusan tahun lalu. Sutanto menambahkan, masyarakat setempat percaya bahwa orang pertama yang datang ke Gunung Srandil adalah Sultan Mukhirti, putra kedua dari Dewi Sari Banon, Ratu dari Sumenep, Jawa Timur. Konon, dia datang ke gunung tersebut untuk bertapa, hingga akhirnya murca (menghilang) dan hanya meninggalkan petilasannya yang terletak di sebelah timur dan dikenal sebagai petilasan Eyang Gusti Agung Sultan Mukhirti. Lainnya, kisah dua orang prajurit Pangeran Diponegoro bernama Kunci Sari dan Dana Sari yang lari dari kejaran tentara Belanda, hingga akhirnya tersesat dan menetap sebagai penduduk pertama di kawasan itu. Makam dua prajurit itu kini berada di sebelah timur Gunung Srandil dalam satu komplek yang dikemudian hari dikenal dengan nama Sukma Sejati.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: