Cilacap Minim Ruang Apresiasi Perfilman

Cilacap Minim Ruang Apresiasi Perfilman

Cilacap-Minim-Ruang-Apresiasi-Perfilman CILACAP-Hingga saat ini, ruang apresiasi seni, khususnya perfilman di Kabupaten Cilacap masih minim. Pegiat Taman Belajar Multimedia Sangkanparan, Insan Indah Pribadi menjelaskan, minimnya apresiasi juga diikuti ditingkat provinsi Jawa Tengah. Kondisi ini sangat berbeda dengan daerah Provinsi lainnya seperti Jawa Barat, dimana ruang apresiasi perfilman di sana cukup banyak, dan mendapatkan dukungan pemerintah setempat dengan adanya Perda Film. Demikian pula di Provinsi Jawa Timur, dukungan pemerintah setempat terhadap insan perfilman cukup besar. Tidak hanya dituangkan melalui perda film, akan tetapi pemerintah provinsi Jawa Timur selalu bersinergi dengan sineas setempat dalam menyelenggarakan festival film daerah. Keberadaan perda film ini sangat penting, untuk mengoptimalkan peran dan keterlibatan para sineas daerah, dalam produksi film di tingkat nasional. Insan menjelaskan, saat ini banyak production house kaliber nasional, yang turun dan memproduksi film di Cilacap. Meski mereka mengekspose berbagai potensi lokal di Cilacap, sayangnya sineas daerah tidak pernah dilibatkan dalam proyek tersebut. Untuk mewadahi kreatifitas sineas lokal, TBM Sangkanparan Cilacap setiap tahun juga turut serta dalam Festival Film Purbalingga. "Kegiatan ini merupakan kerja sama nirlaba, dengan sejumlah pegiat multimedia di empat kabupaten, yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Kebumen. Insan menjelaskan, saat ini Pemkab Cilacap juga telah berupaya sarana perfilman, dengan mengadakan mobil film keliling," ujarnya. Diharapkan, penggunaan mobil film keliling ini dapat dioptimalkan, dan para sineas muda di kota Cilacap dapat dilibatkan di dalamnya. Sehingga mereka memiliki ruang apresiasi seni, sebagai wadah kreativitas. Di Sangkanparan, dia mampu merubah mindset banyak kalangan dalam proses pembuatan film. Maksudnya, pola diskusi yang dibentuk mampu menghasilkan inovasi seperti penggunaan peralatan yang sudah akrab. "Seperti proses pembuatan film dokumenter yang mengangkat tema Arang Batok. Dengan peralatan seperti handycam, styrofoam dan lain-lain ternyata hasilnya tidak mengecewakan," imbuh dia.(rez/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: