Warga Desak Operasional Alat Berat Diperpanjang

Warga Desak Operasional Alat Berat Diperpanjang

Pendangkalan Affur Belum Teratasi WANAREJA-Harapan masyarakat Desa Tarisi Kecamatan Wanareja untuk segera terbebas dari banjir tahunan, masih jauh dari kenyataan. Pasalnya, penanganan darurat dengan menggunakan alat berat dinilai masih belum maksimal. Terlebih alat berat hanya bekerja 2 hari mulai Minggu (21/2) hingga Senin (22/2) kemarin. "Alat berat hanya bekerja dua hari," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara melalui Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono, kemarin. Dia mengatakan, sudah mengetahui adanya usulan dari masyarakat agar masa kerja alat berat bisa diperpanjang lagi. Harapannya, areal affur yang dikeruk lebih panjang lagi. Dengan demikian, affur yang sudah dangkal di 3 titik sepanjang 5 km bisa teratasi semua. Selain itu, alat berat baru bisa mengeruk endapan lumpur di affur sepanjang 25 meter dan membutuhkan waktu sekitar 12 jam. Dan jika bekerja sehari penuh, maka affur yang berhasil dikerukĀ  kurang lebih baru 50 meter. "Selama setengah hari pada minggu, baru dua puluh lima meter yang dikeruk," ujarnya. Namun demikian, katanya kerja alat berat sepanjang Minggu kemarin sudah membawa dampak signifikan terhadap penurunan air genangan. Terlihat beberapa genangan di rumah dan pekarangan warga sudah turun. "Air sudah turun, tapi belum tahu persis berapa senti," katanya. Sementara itu, warga Desa Tarisi sejak awal mengharapkan agar pengerukan bisa dilakukan di affur sepanjang 5 km. Harapannya mereka bisa segera terbebas dari genangan dan banjir tahunan. Jika affur ini dikeruk, warga berharap bisa memanfaatkan lahan pertanian untuk bercocok tanam. "Jika affur dikeruk, banjir akan hilang dan sawah bisa ditanami hingga warga bisa menikmati panen," ujar Kepala Desa Tarisi, Jasimin. Seperti diberitakan sebelumnya, banjir tahunan kembali melandan Desa Tarisi. Tercatat 263 rumah dan ratusan ha sawah terendam banjir. Daerah yang tergenang tersebar di 4 dusun yakni Rangkasan, Cikaronjo, Sidadadi dan Meluwung. Dusun paling parah adalah Rangkasan. Disana, mayoritas rumah warga tergenang. Disejumlah tempat, genangan mencapai pinggang orang dewasa hingga menyulitkan aktifitas warga setempat. (har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: