Dipercaya Pejuang Asal Makasar, Ramai Jelang Sedekah Laut

Dipercaya Pejuang Asal Makasar, Ramai Jelang Sedekah Laut

KAKIMengunjungi Makam Mbah Daeng, Pejuang di Era Penjajahan Belanda Di masing-masing makam, terdapat cerita dan sejarah yang menyelimutinya. Termasuk diantaranya makam Mbah Daeng yang unik karena berada di pelataran Rumah Susun Nelayan Sewa (Rusunawa) I, Kecamatan Cilacap Selatan. REZA ABINERI, Cilacap Saat kaki melangkah masuk ke Rusunawa 1, tepatnya di pelataran pojok bagian belakang, akan terlihat dua bangunan yang dikelilingi oleh pagar. Kondisinya terawat. Bahkan, terbilang bersih. Terdapat beberapa pohon yang menanungi makam tersebut. "Ini makam Mbah Daeng, salah satu pejuang asal Makassar yang pernah tinggal di Cilacap," kata Sakiman (67) yang merupakan juru kunci dari generasi kedua, perawat makam ini kepada Radar Banyumas. Sepandangan mata, di lokasi tersebut terdapat dua bangunan. Yang satu berbentuk seperti cungkup. Sedangkan satu lagi seperti tugu bangunan. Namun demikian, tugu bangunan itu juga merupakan makam. "Makam yang bentuknya seperti tugu milik Mbah Gringsing semacam pengawal pribadinya," imbuhnya Dari cerita turun temurun, Sakiman mengungkapkan bahwa Mbah Daeng adalah pejuang yang terdampar di Cilacap.         "Pendahulu saya, Sanwikarta, menceritakan kalau beliau awalnya memiliki banyak pasukan," katanya sambil mengingatnya. Namun, karena kalah jumlah ia pun terdesak, dan ditebas lalu dikubur di dua tempat. Bukan tanpa alasan, lokasi pemakaman dikubur di dua tempat yang terpisah. Sakiman meyakini, bagian badan dimakamkan di Rusunawa I, sementara kepala berada di pendopo kabupaten sisi barat. Pria yang mengaku sudah menjadi juru kunci sejak 1995, ini ingat betul makam tersebut sudah ada sejak 1924 dan ramai dikunjungi jelang sedekah laut. Di tengah malam, para peziarah dari luar kota sudah memadati makam yang dilanjutkan menuju ke pantai. "Pada prosesi iringan menuju pantai, dipercaya banyak leluhur yang mengirinya," terang dia. Hingga kini, tiap Jumat dan Selasa Kliwon masih diadakan ritual penghormatan kepada Mbah Daeng. Bahkan di hari itu, banyak peziarah asal luar daerah yang menyempatkan untuk datang. Bahkan di era Bupati-bupati Cilacap, banyak pejabat untuk meminta "wangsit" di makam. "Memang rute ziarah dimulai dari Srandil ke Mbah Daeng sebagai pokok tempat ziarah dan diakhiri menuju ke Jambel tujuh," rincinya. (*/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: