Sudah Antarkan 12 Camat Berbeda, Masih Belum PNS

Sudah Antarkan 12 Camat Berbeda, Masih Belum PNS

Mengenal Usmanto, Driver Camat di Kecamatan Majenang Peran seorang sopir atau driver di kantor pemerintah, keberadaannya takan pernah terbantahkan. Banyak dari mereka bahkan menjadi bagian dari perjalanan karier pejabat yang kini duduk di jajaran eselon. HARYADI NURYADIN, Majenang Duduk tenang dikursi plastik di pendopo Kecamatan Majenang, Usmanto berkali memandang deretan foto yang terpampang. Kumpulan foto tersebut dipugari rapih, dan sosok yang ada didalamnya menggunakan pakaian rapih. Maklum saja, mereka yang terpampang di pendopo tidak lain adalah mantan camat. "Saya sudah bekerja disini sejak (almarhum) Budi Sulistyawan masih menjadi camat," ujar Usmanto memulai cerita. Kala itu, dirinya untuk pertama kali masuk sebagai tukang kebun pada 1992. Pekerjaan ini dia jalani karena waktu itu kendaraan camat masih berupa roda 2. Baru setelah camat mendapatkan kendaraan inventaris berupa Suzuki Carry tipe 10, dirinya mulai diminta untuk menjadi driver. "Waktu itu camatnya pak Karsono," ujarnya. Dari sana, dia mulai dipercaya untuk selalu mengantarkan sang atasan kemana pun pergi. Usmanto pun mampu menjalani tugas dengan baik. Sementara tugas awal sebagai tukang kebun masih tetap dijalani jika tengah bebas dari perintah menjadi sopir. Termasuk mengantar camat jika keluar wilayah atau mengunjungi desa diluar jam kerja. Hanya saja, karena saat itu alat komunikasi berupa telepon genggam belum marak, kerap membawa kesulitan. Alhasil dirinya harus dipanggil jika sudah berada di rumah. Dan yang mendatangi rumahnya tidak lain adalah sang atasan. "Jadi pak camat yang ke rumah," ujarnya mengenang masa lalu. Pejabat lama pergi dan digantikan yang baru. Usmanto-pun tetap diposisi sebagai driver camat. Hingga tidak terasa kini dia sudah mengalamai 12 orang camat dan tiga mobil dinas. Ditambah lagi dengan 8 sekretaris camat dan Kasie Trantib. "Kalau tidak salah sudah mengalami dua belas camat," katanya. Sejumlah mantan camat yang kini sudah menjadi pejabat eselon, pernah diantar olehnya. Sebut saja Warsono yang kini menjabat Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Heroe Harjanto (Kepala Badan Kepegawaian Daerah), Kosasih (Dinsosnakertrans) hingga Sadmoko Danardono (Kabag Kesra Setda). Tiap kali "junjungannya" promosi jabatan, Usmanto mengaku ikut senang. Dan hingga kini, dirinya masih memiliki hubungan baik dengan mereka. Ini karena dia mampu membangun hubungan secara personal. "Sampai sekarang hubungan masih baik," ujarnya. Hanya saja, hingga kini statusnya masih belum berubah banyak. Harapannya untuk bisa diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), belum juga terwujud meski usianya sudah mencapai 54 tahun. Terlebih lagi, teman satu profesi yang usianya sama rata-rata sudah memiliki Nomor Induk Kepegawaian (NIK). "Sekarang sudah masuk K2," katanya. (*/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: