Tiga Alat Berat Disita, Penambangan Dihentikan

Tiga Alat Berat Disita, Penambangan Dihentikan

Korban Air Asin Tunggu KelanjutanKorban Air Asin Tunggu Kelanjutan   ADIPALA-Penambangan pasir di wilayah Pantai Bunton, dan Pantai Wlahar, Kecamatan Adipala akhirnya dihentikan paksa sejak seminggu terakhir. Bahkan, tiga alat berat yang ada di pesisir pantai digaris polisi. Sementara, satu alat berat yang ditaruh di dekat Mapolsek tak luput turut serta diberi garis polisi. Hal ini merupakan buntut tuntutan petani di Kecamatan Adipala yang menjadi korban air asin. Mereka meminta agar penambangan di pantai selatan segera dihentikan. Pasalnya, rendahnya tanggul pantai di Pantai Bunton dan Wlahar membuat air laut masuk ke areal pertanian. Luas sawah yang terkena air asin sendiri lebih dari 110 hektar dan masuk dalam wilayah tiga desa. Paling luas ada di Desa Wlahar. Penghentian penambangan tersebut membuat petani di sejumlah desa di Kecamatan Adipala yang menjadi korban air asin gembira. Setelah ada penyitaan alat berat, ratusan petani yang ada di Desa Wlahar, Bunton dan Desa Karanganyar merasa tuntutan mereka mulai diperhatikan. “Kami merasa senang dengan adanya tindakan tegas. Kami sudah tidak kuat menderita terus, sebab tanaman terkena air asin,” kata San Suyadi (50) petani asal Desa Wlahar. Para petani menyatakan, penyegelan alat berat harus terus dilakukan hingga diehntikannnya penambangan secara pasti. “Kami bersyukur. Meski harus menunggu, akhirnya apa yang kami keluhkan didengarkan. Mudah-mudahan ini bukan hanya  “sandiwara”, namun kabar gembira yang akan membuat petani disini sejahtera,” kata Margono (45) petani lainnya. Camat Adipala Drs Teguh Prastowo MSi kepada Radarmas menjelaskan, upaya ini sebagai salah satu utnuk mengurai persoalan yang ada di masyarakat termasuk yang dikeluhkan petani ada solusinya. “Kami sudah mendengar dan melihatnya, memang harus ada penanggulan pantai seperti di Desa Karangbenda dan  Welahan wetan,” beber dia. Persoalan, kalau di Wlahar dan sekitarnya, memang pantainya berhadapan langsung dengan lahan pertanian. Sehingga perlu ada solusi supaya air laut tidak sampai masuk ke areal persawahan langsung. “Dan kami berharap agar petani bersabar dan berkoordinasi supaya penyelesaiannya juga baik, tidak bertindak sendiri-sendiri,” kata dia.(yan/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: