Februari, Cilacap Barat Rawan Bencana
Angin Rusak 2 Rumah Warga MAJENANG-Ancaman angin ribut masih terus mengancam warga wilayah barat Kabupaten Cilacap. Kondisi ini kerap menimbulkan kerugian material bagi korban karena rumah rusak tertimpa pohon tumbang. Seperti yang dialami 2 warga Dusun Bendasari Desa Padangsari Kecamatan Majenang. Kedua korban adalah Rosidin yang tinggal di RT 02 RW 02 dan Triyono (RT 02 RW 05). Kedua rumah ini mengalami kerusakan ringan akbiat tertimpa pohon tumbang, kala angin kencang melanda Desa Padangsari, Rabu (27/1) kemarin. Dari informasi yang berhasil dikumpulkan Radarmas menyebutkan, angin kencang mulai dirasakan warga sekitar pukul 14.00. Tidak lama kemduian, sejumlah warga mendengar suara bergemuruh karena tiupan angin sangat kencang. Pepohonan nampak seperti dipelintir hingga 2 diantara tumbang dan mengenai rumah korban. "Angin bertiup sangat kencang," ujar Supri, warga Desa Padangsari. Tidak lama kemudian, warga mendapati kalau rumah milik Rosidin tertimpa pohon tumbang. Rumah tersebut mengalami kerusakan pada bagian samping karena tertimpa pohon. Sementara rumah milik Triyono rusak ringan. Pasca kejadian, tetangga korban langsung bekerja bakti mengangkat pohon tersebut. Mereka juga memperbaiki kerusakan di 2 rumah milik korban. Sementara itu, Warga Kabupaten Cilacap diminta untuk waspada dan berhati-hatilah mulai akhir bulan ini. Pasalnya, hujan dengan intensitas tinggi diprediksi akan terjadi hingga sepanjang Februari mendatang. Hujan deras ini kerap berujung banjir dan tanah longsor di pesisir barat Kabupaten Cilacap. "Prakiraan BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada akhir Januari ini dan sepanjang Februari," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara. Karenanya dia menghimbau warga untuk selalu waspada sebagai wujud bentuk kerja sama dengan pihak terkait. Terutama saat hujan turun dengan intensitas lama, apalagi rutin dan lebat. Dan bagi mereka yang tinggal di daerah pegunungan dan masuk kategori rawan longsor. Wilayah rawan longsor ini tersebar di eks distrik Majenang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu dan Karangpucung. "Sementara (eks distrik) Sidareja rawan banjir," katanya. Jauh hari, pihak BPBD sudah menetapkan siaga satu sejak awal Januari lalu. Pasalnya, hujan deras diawal musim kerap menimbulkan angin kencang yang mampu membawa kerusakan pada rumah dan bangunan lainnya. Upaya ini sebagai wujud kesiagaan jajaran BPBD Kabupaten Cilacap untuk mengantisipasi munculnya bencana terutama di wilayah barat. "Potensi bencana di barat sangat besar. Kalau timur jauh lebih kecil. Kalaupun ada banjir, itu hanya menggenangi jalan dan sawah," katanya. Sementara itu, Kepala Desa Sidareja, Teguh Budi Suhartono mengakui kalau warganya dipastikan langsung waspada jika hujan deras turun selama 3 hari berturut-turut. Kondisi seperti ini kerap menimbulkan banjir dan memaksa warga untuk mengungsi. "Warga sudah paham. Jika hujan deras, mereka pasti siap-siap," katanya. Dia mengatakan, kerawanan banjir di sana itu karena Kecamatan Sidareja berada di daerah cekungan. Hingga secara otomatis air akan sulit keluar dari perkampungan. Hal ini diperparah dengan kondisi sungai yang butuh perhatian karena banyak terjadi pendangkalan. "Sidareja ini daerah cekungan," katanya. (har/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: