Suka Seni Batik

Suka Seni Batik

Bagi Ansor Basuki Balasikh (49), seni merupakan panggilan yang sudah lama ada di hatinya. Staf di humas Setda Cilacap ini mengungkapkan bahwa, menyukai dan menggeluti dunia seni sejak masih duduk dibangku SD. Saat itu dirinya memulai untuk menulis berbagai karya puisi. Hingga akhirnya di 1976, ketika dirinya duduk di kelas enam SD, karya puisinya dimuat dikoran. "Seni sebagai ruang untuk menyalurkan ekspresi saya," katanya kepada Radarmas. Hingga sejak saat itu, dirinya terus konsisten di dunia yang ia sukai tersebut. Di 1996, dirinya kemudian di panggil oleh dewan kesenian Jakarta sebagai 63 penyair terpilih tingkat nasional. "Sejak saat itulah menekuni jalan hidup di dunia seni semakin menatap," ujarnya. Di waktu yang sama pula, dirinya akhirnya bersama teman temannya menjadi inisiator membentuk Dewan Kesenian Cilacap (DKC). Mantan ketua DKC periode 2007-2012 ini pun, disela kesibukannya sebagai PNS di Pemkab Cilacap sedang merintis untuk menghidupkan budaya lokal Cilacap. Budaya lokal yang saat ini ia konsentrasikan yakni mempopulerkan batik cilacap. Ansor melihat bahwa batik justru sebagai karya seni asli Indonesia yang harus dilesarikan dan diberdayakan. "Batik yang sudah menjadi produk unggulan, juga perlu di dukung dengan kebijakan dari pemerintah," tandasnya. Sebab, bukan jaminan ketika produk yang sudah menjadi unggulan akan bertahan dari gempuran produk luar, terlebih dalam menghadapi MEA. "Target di 2016 tidak terlalu jauh dahulu, saya berusaha menghidupkan para pengrajin di tingkat kecamatan," imbuhnya. Bapak tiga anak ini menargetkan minimal ada satu pengrajin di di tiap kecamatan. Di mana satu pengrajin tersebut, akan menjadi potensi untuk menyerap minimal sepuluh pekerja warga sekitar. Dikatakannya, tidak hanya sisi ekonomi saja yang ingin ia kejar, tetapi juga sisi historisnya. Karena menurut sejarahnya, sejak dahulu Cilacap sudah menjadi jalur kuno perdagangan batik. "Jadi cilacap bukan hanya terkenal akan selai pisang, dan gula semutnya saja tetapi juga batiknya,"tuturnya. Ketua Cluster Batik se Cilacap ini juga mengungkapkan, potensi batik terhadap PAD mampu mencapai Rp 10 miliar. Dihitung dari penggunaannya di tingkat sekolah, kantor, hingga masyarakat luas. "Bagi saya, dalam tiap motif batik merupakan garis dari sebuah karya seni yang original dan berkelas," terang dia.(rez/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: