Belajar dari Pengalaman
WARGA Kecamatan Majenang yang tinggal di sisi selatan sangat lekat dengan bencana. Setidaknya, ada tiga macam bencana yang kerap atau pernah mereka alami yakni banjir, angin lisus dan kekeringan. Hingga daerah ini lekat dengan sebutan 'supermarket bencana'. "Warga tinggal di supermarket bencana. Kemarau sulit air, pancaroba angin lisus, penghujan selalu banjir. Kalau ke desa-desa di bagian utara ada tanah longsor. Jadi sangat lengkap," ujar Kepala Desa Pahonjean Suyoto. Pada 2006 silam, katanya banyak warga yang menjadi korban banjir akibat rumah mereka terendam setinggi dada. Hingga banyak warganya yang harus berjibaku menyelamatkan diri dan keluarganya. Dari pengalaman itulah, maka dirinya selalu waspada jika hujan deras terutama pada malam hari. Seperti kala longsor di Desa Jambu Kecamatan Wanareja, akhir tahun lalu. Kala itu, debit sungai Cijalu yang melintasi desanya naik drastis. Diapun ikut ronda bersama warga dan aparat terkait. Warga Desa Pahonjean saat ini memang sudah mulai bisa menghadapi banjir setelah desa ini mendapatkan program desa siaga bencana dari UNDP. Masyarakat dilatih untuk bisa mengorganisir secara mandiri dalam menghadapi bencana. Termasuk dengan melakukan simulasi. "Warga sudah membentuk kelompok yang siap berkoordinasi dengan aparat pemerintah dalam penangganan bencana. Ini semua karena mereka mengerti betul tinggal di supermarket bencana," tandasnya. (har/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: