Suka Jalan Alternatif

Suka Jalan Alternatif

    ISTILAH "potong kompas" tidak harus berkonotasi negatif. Bagi para pengendara, frase ini berarti mencari jalan pintas agar bisa lebih cepat sampai tujuan. Terlebih lagi jika berkendara melalui jalan rusak atau medan sulit dan melalui pegunungan. Maka, jalan pintas ini akan sangat memudahkan siapapun. Hal ini kerap dilakukan oleh Kepala Desa Jambu Kecamatan Wanareja, Parmono. Untuk turun gunung menuju Kecamatan Majenang dia memilih melalui rute terdekat. Rute ini melintasi Desa Sadahayu Kecamatan Majenang dan tentu saja, menghindari pusat Kecamatan Wanareja karena dianggap terlalu jauh. "Kalau ke Majenang, lebih cepat lewat (desa) Sadahayu. Cukup satu jam sudah sampai," ujarnya. Dari Majenang, perjalanan bisa dilanjutkan ke tempat lain. Termasuk menuju pusat Kabupaten Cilacap yang berjarak sekitar 70 KM dari Majenang. Dari Majenang pula, dia bisa kembali ke kantor Kecamatan Majenang yang hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Hal ini bukan berarti dia tidak menyukai ibu kota kecamatan "tanah airnya" itu. Masalah tekhnis menjadi alasan utama karena untuk sampai ke alun-alun Wanareja, dia butuh waktu sekitar 2 jam. Tentu saja jika kondisi alam mendukung seperti cuaca terang. Jika hujan, maka perjalanan bisa lebih lama karena licin akibat jalan rusak dan naik turun bukit. "Ke Wanareja bisa dua jam," katanya. Hal serupa, katanya juga banyak dilakukan warga jika ingin bepergian ke pusat perdagangan di Majenang guna membeli kebutuhan pokok dan lainnya. Termasuk mencari beragam kebutuhan lain mengingat Majenang banyak menawarkan berbagai pilihan barang. "Di Majenang jauh lebih lengkap. Termasuk berbagai kantor pemerintah semua ada," tandasnya. (har/)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: