Pengerukan Masih Belum Maksimal

Pengerukan Masih Belum Maksimal

Alat Berat Terkendala Cuaca MAJENANG-Rencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap untuk memperlebar sungai Cijalu pasca tertutup longsor, mengalami kendala berupa kondisi alam kurang bersahabat. Alat berat tidak bisa bekerja maksimal karena saat baru mulai mengeruk timbunan tanah, hujan deras menguyur wilayah bencana. ""Alat berat sudah bisa buka sedikit, tapi karena hujan langsung kita hentikan. Kita tidak ingin ambil resiko," ujar Kepala BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Kumara, Sabtu (9/1) usai memimpin pengerukan sungai Cijalu di Dusun Tembong Desa Sadahayu Kecamatan Majenang. Selain karena hujan, perjalanan alat berat dari Desa Madura sampai lokasi juga sangat lambat. Terutama selepas Desa Jambu sampai ke sungai Cijalu. Alat berat ini harus menyingkirkan bebatuan besar yang ada disana hingga makin memperlambat pekerjaan. "Sesuai jadwal, kita rencanakan alat berat datang "gasik". Sekitar jam delapan. Tapi baru datang jam satu siang. Alat berat terhambat batu di sungai," katanya. "Ini diluar teknis. Tadi baru bisa membuka sekitar 20-30 meteran. Dan langsung dihentikan karena kita  tidak ingin ambil resiko," katanya lagi. Dia menambahkan, pekerjaan dilanjutkan Minggu (10/1) dengan melibatkan warga setempat. Sementara pada Sabtu kemarin, 100 orang lebih dari relawan berbagai unsur bersama aparat TNI, Polri dan dinas terkait sudah mampu menyingkirkan rumpun bambu yang menumpuk. "Bambu-bambu sudah kita singkirkan hingga diharapkan alat berat akan aman bekerja," katanya. BPBD sendiri menargetkan, lebar sungai bisa menjadi 5 M. Semula, lebar sungai ini mencapai 20 M lebih. Namun menyusut drastis setelah terjadi tanah longsor pada 20 Desember lalu dan tinggal 3 sampai 5 M. "Target kita minimal lima meter. Syukur sekali kalau lebih," katanya. Sementara itu, pekerjaan alat berat kemarin tertolong cuaca cerah di hulu dan hilir sungai. BPBD sendiri sejak awal berharap cuaca mendukung agar alat berat mampu beroperasi maksimal tanpa ada gangguan. Sementara itu, ratusan relawan yang terdiri atas MDMC, Bagana, Tagana, Cilacap Rescue dan PMI yang mengurusi dapur umum. Mereka bahu membahu bersama aparat TNI, Polri dari Satpol PP Kecamatan Majenang dan Wanareja serta dinas terkait. Mayoritas relawan bergerak naik ke pemukiman warga saat hujan deras menguyur sungai Cijalu. (har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: