BPBD Evaluasi Lebar Cijalu

BPBD Evaluasi Lebar Cijalu

MAJENANG-Lebar Sungai Cijalu yang tertutup longsor di Dusun Tembong Desa Sadahayu, diharapkan menjadi 10 meter. Namun angkat tersebut bukan harga mati. Tidak menutup kemungkinan, sungai akan terus dikeruk sampai debit air di bendung dadakan tidak mengkhawatirkan lagi. "Kita sudah pasang tanda. Jika dengan lebar sepuluh meter debit air di bendung sudah cukup, maka sungai lebarnya cukup sepuluh meter. Tapi bisa lebih dilebarkan lagi," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara melalui melalui Kabid II, Martono. Dia menambahkan, langkah yang sudah dirancang BPBD adalah memperlebar sungai di titik longsor. Kemungkinan besar pelebaran ini dilakukan dengan cara manual. Secara tekhnis, pengerukan diawali dari sisi hilir menuju hulu. "Kalau dari tengah bisa bahaya. Termasuk adanya rumpun bambu," ujarnya. BPBD, katanya akan ekstra hati-hati dalam proses pelebaran sungai. Penyebabnya karena rumpun bambu ini harus dibongkar oleh tenaga berpengalaman. Jika dilakukan warga biasa akan sangat riskan. Terlebih lagi jika pembongkaran rumpun ini menggunakan mesin pemotong. "Kita tidak mau ambil resiko karena bahaya," katanya. Seperti diketahui, longsor yang terjadi 20 Desember lalu di Desa Jambu Kecamatan Wanareja, mengakibatkan sungai Cijalu menyempit dan tinggal menyisakan 3 hingga 5 meter. Longsor tersebut mendorong material tanah bercampur batu dan pepohonan ke dasar sungai hingga membentuk bendungan. Bendung dadakan tersebut berukuran 300 x 24 dengan kedalaman mencapai 15 meter. Sejumlah pihak memperkirakan bendung ini membawa ancaman banjir bandand di Kecamatan Majenang. Daerah yang sangat mungkin terdampak banjir ini adalah Desa Jenang, Mulyadadi, Pahonjean dan Mulyasari. Sementara Desa Sadahayu justru aman karena sungai berada di dasar lembah dan jauh dari pemukiman warga. (har/)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: