Jalan Lingkar GOR Goentoer Darjono Butuh Akses Penyeberangan
KERAP RAMAI : Jalan raya lintas GOR Goentoer Purbalingga ke arah pusat kuliner PFC yang saat ini semakin padat pada jam tertentu. (KETERANGAN FOTO) PURBALINGGA- Jalan raya lintas GOR Goentoer Darjono Purbalingga dari arah PT Yuro ke lingkar Goentoer, kini semakin padat. Tak hanya jam berangkat dan pulang kerja pabrik, namun masyarakat umum lebih memilih jalan itu saat akan ke arah terminal Purbalingga. Ditambah ada pusat kuliner Purbalingga Food Centre (PFC). Kabid Lalulintas Dinas Perhubungan Kabupaten Purbalingga, Sunarno mengatakan, saat ini selain jembatan penyeberangan, yang diperlukan juga rekayasa lalulintas. Misalnya dibuat jalur searah dan diatur jamnya. “Kami akui terutama jam padat kerja dan pulang kerja buruh pabrik, jalan lingkar itu sangat padat. Jika ditambah pusat kuliner, maka hilir mudik orang menyeberang akan terganggu. Jembatan penyeberangan bisa menjadi solusinya,” tuturnya, Senin (11/4). Ketika PFC kembali dimanfaatkan paska lebaran, maka keramaian parkir pengunjung, dan keramaian lain akan terpusat di sana. Sehingga pengguna kendaraan lainnya akan tersendat saat melintas di jalur itu. “Kalau jadi jembatan penyeberangan dan jalur satu arah, maka akan lebih mengendalikan arus lalulintas,” tambahnya. Saat ini, kondisi jalan lingkar Goentoer sudah dilengkapi rambu dan garis marka jalan. Daerah itu juga sudah ditata lokasi parkir. Hanya saja, masih terlalu padat ketika kunjungan ke pusat kuliner membludak dan saat jam pulang kerja. Catatan Radarmas, tak hanya jembatan penyeberangan di jalur lingkar, beberapa tahun lalu muncul wacana adanya jembatan penyeberangan di Jalan Ahmad Yani Purbalingga, khususnya di titik dekat beberapa pabrik rambut dan bulu mata. https://radarbanyumas.co.id/fasilitas-gor-goentoer-darjono-minim-pemkab-janjikan-bakal-melengkapi/ Terutama pada pagi dan sore, karena aktifitas keluar masuk buruh pabrik PMA dan antar jemput, serta angkutan umum yang mangkal di sana. Dibutuhkan jembatan penyeberangan di dekat titik itu untuk mengurai kepadatan di jalan raya tersebut. Namun entah terkendala suatu hal, maka urung direalisasikan. Sampai saat ini, jalur itu tetap semrawut. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: