Dorong Wisata Kuliner di Aliran Klawing, Pemdes Koordinasi untuk Penataan Bangunan
DILEMA : Warung-warung di aliran Klawing Desa Banjaran bakal ditata lebih apik kedepannya. AMARULLAH/RADARMAS PURBALINGGA - Aliran Sungai Klawing yang dialurnya ada Bendung Slinga, salah satunya masuk wilayah Desa Banjaran Kecamatan Bojongsari. Saat ini sudah semakin dipenuhi warung-warung yang ditata sederhana untuk kuliner dan akan dikembangkan lagi menjadi pusat wisata kuliner oleh BUMDes Banjaran. Kepala Desa Banjaran Muhammad Ismun mengatakan, saat ini pengelolaan sudah melibatkan masyarakat. Mereka sudah bisa merasakan perekonomian meningkat dari produk yang mereka jual. Namun saat ini untuk pembenahan lebih intensif, pihaknya masih membutuhkan rekomendasi dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Yogyakarta. “Kami sedang mengajukan tahapan perizinan dan segera kami penuhi syarat-syarat yang ada dari BBWSSO. Termasuk tidak boleh ada bangunan permanen di sepanjang bantaran aliran sungai, untuk warung dan lainnya,” tuturnya. Karenanya, pihaknya benar-benar merancang serius kedepan agar wisata kuliner ini bisa segera klir dan sah secara pengelolaan dan perizinan. Menurutnya, potensi yang dimiliki desa harus dioptimalkan, jangan sampai terkendala. Namun tidak juga harus menerjang izin. “Kami mematuhi aturan. Sedang dirancang persiapannya, fisik prasarananya tanpa melanggar aturan,” tambahnya. https://radarbanyumas.co.id/bupati-purbalingga-tegaskan-bandara-jbs-masih-beroperasi-bakal-diskusi-kondisi-selama-pandemi/ Pengamat dan Pegiat Sungai wilayah Eks Karesidenan Banyumas, Eddy Wahono mengatakan, kegiatan masyarakat Sungai Klawing di Desa Banjaran sangat bagus terlebih didukung oleh pemerintah desa setempat. “Sangat diharapkan keterpaduan lintas sektoral pemilik kebijakan dari tingkat kabupaten, propinsi maupun pusat agar dapat sebagai fasilitator dan motivator. Kalau memang syarat perizinan sudah lengkap, jangan dipersulit,” tegasnya. Pihaknya mendengar dari masyarakat dan aparatur desa jika rencana wisata kuliner itu mulai digarap sejak awal tahun 2020. Yaitu setelah melihat geliat masyarakat yang mulai membuat warung- warung dikomplek bendung slinga. “Saat itu masih belum tertata, ada yang menyebabkan sampah plastik menumpuk, bahkan diduga sebagian sudah masuk ke Sungai Klawing. Karenanya, saat desa sudah tertib tahapan aturan, stakeholder terkait mendukungnya,” ujarnya. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: