Sebelum Menembak, Aris Mengeluh Pusing

Sebelum Menembak, Aris Mengeluh Pusing

[caption id="attachment_101689" align="aligncenter" width="100%"]Ilustrasi Ilustrasi[/caption] Kasus Anggota Brimob Pembunuh Istri BEKASI  – Penyebab peristiwa penembakan yang dilakukan oleh anggota Brimob Detasemen D Polri Brigadir Aris Candra Kuswanto (31), terhadap istrinya Ani Fitria (28), masih misterius. Sebab, sampai saat ini kondisi Aris belum belum pulih dan terus dilakukan pemeriksaan. Suasana duka masih menyelimuti kediaman korban di Jalan Tower III, Kampung Tegal Danas, RT 1, RW 2, Desa Hegar Mukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, kemarin (13/3). Puluhan karangan bunga duka cita menghiasi halaman rumah itu. Para kerabat serta anggota keluarga Ani dan Aris tak henti-hentinya berdatangan sebagai rasa belasungkawa. Isak tangis pun pecah. Mereka tidak pernah membayangkan kalau belahtera rumah tangga Ani dan Aris berakhir dengan tragis. Dayat Hidayat, ayah Ani, mengaku sudah ikhlas atas meninggalnya anak pertamannya itu. Meski tangis tak bisa terbendung ketika mengingat anaknya itu. Sebab Ani meninggal dengan cepat dan dengan cara tidak wajar. Dia juga memastikan akan mengasuh dua cucunya, Tyo Maulana Sandika (6) dan Fajar Maulana (2) dengan sepenuh hati. Dia tidak akan menyerahkan ke anggota keluarga lainnya. Sebab, Dayat bersama sang istri Bu Oom (44), sangat menyayangi keduanya. ”Tyo dan Fajar sudah sangat dekat dengan kita, jadi tidak bisa dipisahkan” ucapnya. Dayat mengatakan kondisi kedua cucunnya berserta istri sudah lebih baik. Mereka terlihat lebih tenang. Khususnya kondisi Tyo dan Fajar. Dua bocah itu sudah kembali ceria dan bermain dengan teman- temannya. Pria 48 tahun itu bercerita kalau Ani tewas dalam kondisi hamil 5 bulan. Sebelum peristiwa maut itu terjadi, sang menantu mengeluh pusing kepala. Keluhannya itu pun selalu direspons cepat. Dia selalu menanyakan penyebab pusing kepalannya itu, apakah karena kecapaian atau ada permasalahan lain. Namun, pertanyaan mertuanya tersebut tidak pernah direspons oleh Aris. Dia justru terdiam lalu meninggalkan Dayat sendirian. Dengan kondisi itu, Dayat merasa tidak aneh dengan perilaku Aris. Dia merasa apa yang dilakukan Aris terjadi pada semua orang. Dia hanya berpikir kalau Aris hanya butuh istirahat saja. Terakhir Aris mengeluh pusing pada malam sabtu (11/3), sehabis mengaji. Kemudian mantunya itu izin keluar rumah, alasannya ada urusan. ”Kejadian itu sekitar lima jam sebelum peristiwa itu terjadi,” ucapnya. Dayat mengaku saat ini belum mengetahui pasti kondisi Aris. Sebab, dirinya belum sempat menjenguk mantunya itu. Karena masih disibukan kegiatan di kediamannya. Yakni dirinya mempersiapkan pengajian atas kepergian anaknya itu. Pengamat kriminologi Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menduga, psikologi Aris terganggu. Aris diduga mengalami stres dengan pekerjaan yang digelutinya. Ditambah lagi adanya masalah pada lingkungan sosialnya. Akibatnya peristiwa penembakan itu pun terjadi. Menurutnya, psikologi Aris yang terganggu timbul saat bertugas. Pekerjaannya itu dirasa berat oleh Aris. Apalagi, kebiasaan Aris yang pendiam sehingga setiap permasalahan seolah dipendamnya sendiri. ‘’Jika sudah memuncak maka orang seperti itu akan berbuat nekat,” katanya. Adrianus mengusulkan, bila memang pemicunya stres karena pekerjaan, kepolisian sebaiknya mengubah sistem kerja. Misalnya seluruh anggota bekerja sesuai dengan jam operasional. Tidak bekerja dengan waktu kerja yang tak teratur, kecuali dalam kondisi darurat. Selanjutnya, perlunya liburan untuk merefresh para anggota. ”Sebaliknya pun begitu,” tambah dia. Sementara itu, dari pantauan Jawa Pos di RS Polri Kramat Jati, kemarin (13/3), Aris yang menjalani perawatan di ruang ICU B dijaga ketat oleh sejumlah anggota Brimob. Petugas berjaga di depan pintu ICU B. Agar lokasi tetap steril petugas membatasi kunjungan tamu. Seluruh pengunjung ditanyakan keperluannya dan diperiksa KTP. Sementara itu, kasus penembakan Aris bakal ditangani sepenuhnya oleh Bidpropam Polda Metro Jaya. Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Muhammad Iqbal mengatakan, berdasar perkiraan sementara, penyebab kejadian tersebut adalah permasalahan keluarga. ’’Namun itu baru sebatas dugaan,’’ ujarnya kemarin. Pihaknya sendiri masih akan melakukan pemeriksaan terhadap para saksi. Termasuk menggelar olah TKP untuk mengumpulkan barang bukti. Memang ketika dilakukan penyelidikan, ditemukan barang bukti berupa senjata api organik milik Brimob. ’’Kami masih bekerja melakukan intensify crime,’’ terangnya. Memang pelaku sendiri saat ini kondisinya masih belum stabil. Sehingga belum bisa meminta keterangan dari pelaku. Sebab pelaku berupaya untuk bunuh diri, meski nyawanya berhasil selamat. Polisi sendiri sedang melakukan tahapan pembuktian dengan cara lain. ’’Kami juga masih memeriksa background profiling dari yang bersangkutan,’’ tuturnya. Mantan Kapolres Jakarta Utara itu menilai, apabila memang bersalah maka Brigadir Aris akan mendapatkan hukuman yang berat. Sebab dia dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain. ’’Ya dikenakan pasal pembunuhan. Bisa seumur hidup,’’ ujarnya. (ian/nug/agm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: