Jaringan Air Bersih Hasil Bantuan Gubernur Belum Maksimal, Masih Manfaatkan Air Hujan

Jaringan Air Bersih Hasil Bantuan Gubernur Belum Maksimal, Masih Manfaatkan Air Hujan

TAMPUNG AIR HUJAN: Warga Kutabawa memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. PURBALINGGA - Hingga kini, debit air sumber jaringan air bersih hasil Bantuan Gubernur Tahun Anggaran 2017-2018 di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, belum bisa maksimal. Hal itu terbukti aliran air ke pemukiman masih dijadwal. Bahkan saat hujan, sebagian memanfaatkan air hujan. https://radarbanyumas.co.id/kemarau-basah-puluhan-jiwa-di-desa-nusadadi-sumpiuh-terdampak-krisis-air-bersih/ Kepala Desa Kutabawa, Budiyono mengungkapkan, kurang lebih ada 400 kepala keluarga (KK) yang tetap mengandalkan droping air bersih pemerintah saat kemarau. Saat ini masih ada hujan, belum ada usulan bantuan air bersih. “Ratusan KK ada di wilayah 14, 15 dan RT 16. Mereka saat ini masih aman dengan mengandalkan penampungan air hujan. Namun begitu kemarau datang, maka jelas meminta bantuan,” katanya, Senin (6/9). Budiyono mengakui, sejak diresmikan Gubernur Ganjar Pranowo dua tahun silam, jaringan air bersih tidak ada masalah. Namun harus dilakukan giliran, karena yang memanfaatkan semakin banyak dan kondisi medan yang tidak semuanya mulus dilalui jaringan. Menurutnya, warga tetap tidak mempermasalahkkan. Bahkan sebulan terkena biaya minimal Rp 40 ribu. Karena ada meteran air yang mencatat penggunaan air bersih di rumah mereka. Seperti diketahui, pembangunan jaringan air bersih Desa Kutabawa harus menempuh belasan kilometer jaringan pipa dari kaki Gunung Slamet. Pembangunan jaringan air dengan anggaran mencapai Rp 10 miliar. Saat ini mampu memenuhi kebutuhan air untuk 650 Kepala Keluarga (KK) di Desa Kutabawa. Jaringan air bersih dan selanjutnya jaringan air akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kutabawa. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga M Umar Faozi MKes menjelaskan, pengiriman atau permohonan bantuan air bersih ke Kutabawa sampai September belum ada. "Semoga tidak sampai meminta bantuan dan sumber air yang ada bisa dimaksimalkan," tuturnya. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: