Alarm Pengingat Sebelum Olimpiade

Alarm Pengingat Sebelum Olimpiade

[caption id="attachment_101576" align="aligncenter" width="100%"]Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan gagal melangkah ke perempat final All England. Ahsan/Hendra kalah dari pasangan Malaysia Koo Kien Kiat/Tan Boon Heong. PBSI FOR JAWA POS Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan gagal melangkah ke perempat final All England. Ahsan/Hendra kalah dari pasangan Malaysia Koo Kien Kiat/Tan Boon Heong. PBSI FOR JAWA POS[/caption] BIRMINGHAM- Ganda putra tak menyisakan satu wakil pun di perempat final All England 2016. Empat pasangan yang diturunkan, yaitu Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Berry Angriawan/Rian Agung Saputro dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, kalah di babak-babak awal. Melihat hasil ini, pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi langsung melakukan evaluasi pada anak didiknya.  Menurut Herry penampilan ganda putra Indonesia masih berada dalam segi teknik yang baik. Hanya saja kekuatan tangan mereka, dikatakan Herry, masih menjadi pekerjaan rumah untuk kedepannya. Herry menilai tak ada masalah teknis yang terjadi pada Ahsan/Hendra. Menurutnya bola yang digunakan di All England kali ini lebih berat dari biasanya. Dan hal itulah yang tak dipersiapkan sebelumnya.  "Memang bukan alasan, bolanya agak berat di sini. Jadi butuh tenaga ekstra besar untuk mematikan lawan. Karena memang kelihatan kita kalah kekuatan tangannya dibanding musuh. Terutama saat melakukan smash," ujarnya. Herry menambahkan pasangan ganda putra yang masuk ke perempat final kebanyakan adalah mereka yang tidak turun di kualifikasi Piala Thomas di India kemarin. Artinya secara kesegaran mereka lebih unggul dari pemain Indonesia. "Itu menjadi salah satu faktor ya, walaupun tidak menjadi satu-satunya tolak ukur," kata Herry. Dia pun mengakui bahwa Koo Kien Kiat/Tan Boon Heong bermain lebih pintar. Mereka tidak mau terjebak dengan pola permainan Hendra/Ahsan. Menurut Herry mereka lebih banyak mengangkat bola dan tidak mau adu drive. Namun begitu ada kesempatan barulah Koo/Tan melakukan serangan yang efektif. Sementara itu hal yang sama pun terjadi pada sektor ganda putri. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari bahkan kandas di babak pertama. Pelatih ganda putri, Eng Hian pun mengevaluasi sistem kepelatihannya. Menurut Eng Hian, penampilan Greysia/Nitya tidak seperti biasanya. Mereka terlihat tegang dan terbebani saat berada di lapangan. Menurut Eng Hian, dirinya harus segera mengevaluasi pola komunikasi yang dibangun dengan seluruh atletnya, terutama kepada Greysia/Nitya. "Buat Greysia/Nitya dua turnamen ini merupakan turnmen awal, yang kemarin kualifikasi Piala Uber tidak saya hitung, saya berpikir jangan-jangan ada pola komunikasi yang membuat mereka jadi terbebani," jelas Eng Hian. Achmad Budiharto selaku Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI pun mengatakan, hasil yang tak sesuai target ini harus dijadikan pelajaran sebelum berlaga di Olimpiade. Menurutnya ini harus menjadi pemicu semangat pebulutangkis Indonesia. "Masih ada beberapa kejuaraan superseries dan superseries premier di bulan depan, harus dimaksimalkan di situ," ujar Budi, sapaannya. (mat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: