Satu Pasien Dalam Pengawasan Corona di Banyumas Meninggal, Dua Lainnya Masih Diisolasi

Satu Pasien Dalam Pengawasan Corona di Banyumas Meninggal, Dua Lainnya Masih Diisolasi

PERIKSA: Polres Banjarnegara dan Dinkes Banjarnegara melakukan pemeriksaan kesehatan di sejumlah titik pelayanan publik. PURWOKERTO - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona (Covid-19) dari tiga pasien yang diisolasi, meninggal dunia di RSUD dr Margono Soekarjo pada Sabtu (14/3). Ia meninggal pukul 15.45 WIB. Pasien berjenis kelamin perempuan itu baru menjalani perawatan di rumah sakit sejak pukul 03.00 WIB di hari yang sama. Pasien diketahui berumur 37 tahun. Direktur RSMS Purwokerto Tri Kuncoro mengatakan, pasien yang meninggal merupakan pasien rujukan dari Kebumen. "Karena rujukannya Covid-19 langsung diisolasi. Saat datang suhu tubuhnya 38,9 derajat," katanya. Tri menambahkan, pasien dengan gejala agak sesak nafas, batuk diisolasi oleh dokter. Kemudian diperiksa ulang, rontgen, dan cek laborat. "Pasien kondisinya semakin memburuk, sudah dilakukan pemasangan alat bantu napas. Pada pukul 15.45 pasien meninggal," jelasnya. Untuk hasil pemeriksaan swab, pihaknya baru mengirimkan ke Jakarta kemarin sore. Tri menuturkan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan. "Jenazah sudah dikirim ke rumah duka dengan koordinasi Dinas Kesehatan Kebumen. Karena curiga ke arah Covid-19 jenazah tidak boleh dimandikan," ujarnya. Tri memaparkan, untuk pasien yang meninggal memang sudah lama sakit. Sebelumnya pasien mendapatkan perawatan di puskesmas, kemudian dibawa ke rumah sakit swasta di Kebumen lalu dirujuk ke RSMS Purwokerto. Sementara itu, untuk pasien yang diisolasi saat ini masih dua orang. Masing-masing pasien berasal dari Cilacap dan Banjarnegara. "Untuk yang Cilacap pulang dari umrah tanggal 10 Maret. Sedangkan pasien Banjarnegara diketahui pulang dari Canberra, Australia. Sudah cukup lama, pada 24 Februari," paparnya. Pasien asal Cilacap masuk ke RSMS Purwokerto pada Kamis (12/3). Sedangkan pasien dari Banjarnegara tiba hari, Sabtu (14/3) pukul 00.00. "Kedua pasien kondisinya sudah semakin membaik. Sudah dilakukan uji swab tinggal menunggu hasilnya," ucapnya. Adanya PDP corona yang meninggal, Tri meminta agar masyarakat tidak panik dan tetap waspada. Wabah Covid-19 dapat dicegah dengan pola hidup sehat, konsumsi makanan bergizi dan cuci tangan dengan sabun ketika menyentuh benda di fasilitas umum. Sementara itu, pekan ketiga Maret ini, RSUD dr Goeteng Taroenadibrata Purbalingga memeriksa seorang terduga terinfeksi Covid-19. Perempuan asal Depok, Jawa Barat ini menunjukkan gelaja yang mirip serangan virus corona. "Tadi pagi, ada seorang ibu datang sendiri ke rumah sakit. Keluhannya sesak nafas dan suhu tubuh diatas 38 derajat," tutur Direktur RSUDd Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, dr Nonot Mulyono pada Minggu (15/3). Nonot menjelaskan, pihaknya berkoordinasi dengan RS Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan bagi penderita covid-19. Sembari menunggu hasil observasi, pasien itu ditempatkan di ruang isolasi khusus. “Kami, pihak RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata dan manajemen mengimbau agar tetap tenang dan tidak panik dengan adanya informasi corona di wilayah Kabupaten Purbalingga. Semua pasien yang dicurigai terjangkit, diberikan penanganan sesuai prosedur yang berlaku. Dan segera dirujuk ke rumah sakit rujukan,” tuturnya. Pihaknya kembali menegaskan, saat ini belum ada kasus positif corona di RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata. Selain itu juga muncul kabar enam warga Purbalingga mengkarantina diri di rumah masing-masing. Selama 14 hari, keenam orang itu akan berdiam di rumah masing-masing. “Enam warga itu baru pulang setelah berwisata ke luar negeri,” tutur Kepala Dinas Kesehatan, drg Hanung Wikantono MPPM, Sabtu siang (14/3) kemarin. Rinciannya, dua orang dari Italia, dua orang dari Jepang dan dua lainnya baru berwisata ke Spanyol. Keenam warga bersikap kooperatif dengan melapor ke Puskesmas di Purbalingga. Setelah diperiksa tim medis, keenam warga tersebut dalam kondisi sehat dan suhu tubuh dibawah 38 derajat. Meskipun dinyatakan sehat, keenam orang tersebut diminta tidak keluar selama 14 hari. Tim medis juga memberikan daftar nomor telepon dokter di Puskesmas. “Untuk jaga-jaga kalau merasakan gejala demam, sesak nafas dan gejala mirip serangan virus Corona lainnya,” ujar Hanung. Masyarakat Kabupaten Purbalingga diminta tetap tenang dan waspada, terkait berkembangnya Covid-19. Pada pekan ketiga Maret ini, RSUD dr Goeteng Taroenadibrata Purbalingga memeriksa seorang terduga mengidap Covid-19. Perempuan asal Depok Jawa Barat itu menunjukkan gelaja yang mirip serangan virus corona. Namun, salah satu warga yang disebut mengkarantina diri membantah hal itu, dan menyebut hal itu hoax. Salah satu korban hoax adalah pemilik toko Ragil Wangi David Susanto dan Yeni Lis. Mereka diisukan terpapar virus corona, karena baru saja pulang bepergian dari Itali. Adanya kabar hoax tersebut, membuat dirinya kaget. Sebab, dalam setahun terakhir dia tak pernah bepergian ke luar negeri. "Banyak pelanggan saya yang telpon langsung ke saya, untuk menanyakan kabar yang beredar di media sosial," katanya Yenis Lis kepada Radarmas, Minggu (15/3). Dia mengaku mengalami kerugian moril dan meteriil karena hoax ini. Sebab, banyak kabar yang melarang masyarakat untuk membeli barang dagangan di Toko Ragil Wangi, agar tak tertular virus corona. Bahkan, informasinya masyarakat dilarang melintas di Jalan Letjend Suprapto, jalan protokol di depan rumah mereka. "Kabar itu sama sekali tidak benar. Kami masih dalam keadaan sehat. Kami tak terkena virus Corona. Hal ini, dibuktikan kami tidak dikarantina di rumah sakit. Kami juga tak pernah bepergian ke luar negeri, dalam waktu dekat ini. kami setiap hari melayani pembeli di toko," tegas David Susanto. Dia menegaskan, masyarakat tak perlu takut berbelanja ke tokonya. Sebab, dipastikan tokonya terbebas dari virus Corona. "Kami semua sehat, jadi masyarakat tak perlu percaya dengan berita yang beredar di media sosial," imbuhnya. Berita hoax tersebut, juga menimpa keluarga pemilik diler sepeda motor Kompo, Toko Sepatu Virgo, Toko Roti Queen dan Toko Besi Gajah Mas. Mereka lalu ramai-ramai membuat klarifikasi di media sosial. Mereka juga membantah kabar yang beredar, bahwa mereka baru saja bepergian dari luar negeri. (aam/amr/tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: