Penambahan Taksi Konvensional Butuh Kajian
MELINTAS : Armada taksi konvensional di Purbalingga saat melintas. ILUSTRASI PURBALINGGA - Pengadaan kembali taksi konvensional menjelang dibangunnya Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS), sejauh ini belum dapat dipastikan. Pasalnya, hal tersebut membutuhkan kajian terlebih dulu oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah (Jateng). “Jika tim kajian dari Dinhub provinsi oke dan menyetujui, baru dilakukan realisasi penambahan armada taksi itu. Namun jika tidak, kami tidak bisa memaksakan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Purbalingga, Yani Sutrisno Udi Nugroho, Senin (17/2). Kajian itu untuk pertimbangan adanya penambahan atau jumlah taksi di Purbalingga, tetap 30 unit. Materi kajian biasanya didominasi oleh potensi penumpang yang dinilai akan menggunakan jasa taksi konvensional di Purbalingga. M Wachyono, Pengurus Kopajar yang saat ini mengelola belasan taksi di Purbalingga mengaku sudah pernah mengajukan. Saat itu dia mengajukan 25 unit taksi, namun belum ada jawaban. Lalu mengajukan kembali 50 unit, namun harus ada kerjasama dengan pihak Lanud Wirasaba. “Saran dari Dinhub Propinsi Jateng, harus ada kerjasama dengan Lanud atau nantinya pihak pengelola bandara JBS. Karena, tidak boleh di monopoli oleh sepihak saja,” tegasnya. Mantan Ketua DPC Organda Purbalingga ini menilai, pangsa pasar penumpang sebenarnya masih terbuka. Artinya, kedepan prospek taksi konvensional tidak akan kalah. Karena jika melihat sektor penumpang, salah satunya di stasiun kereta api Purwokerto, setiap hari ada 4.000 penumpang, puluhan lainnya dari ribuan itu sebagai penumpang langganan taksi ke Purbalingga. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: