Marak, Penambang Manual di Klawing
MANUAL : Tumpukan pasir hasil penambangan yang dilakukan secara manual. Setelah terkumpul, pasir akan dikumpulkan di pinggir jalan besar. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Musim kemarau membuat penambangan pasir rakyat atau manual di aliran Sungai Klawing Bancar semakin banyak. Puluhan penambang manual berupaya mengumpulkan material pasir di delta atau sungai yang pinggirannya menjadi daratan. Beberapa warga Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, yang berbatasan langsung dengan aliran Klawing mengatakan, penambangan manual di aliran sungai sudah tradisi turun temurun. Hanya bermodalkan sekop dan cangkul serta alat sorong, warga sudah bisa menambang pasir dan mengumpulkannya di dekat jalan raya. Setelah itu pasir sungai itu dikumpulkan di dekat jalan raya dan dijual eceran. Warga mengaku lebih baik manual, tidak merusak lingkungan. “Penambangan manual bisa berlangsung lama, karena material tidak pernah habis total. Saat terjadi banjir, keesokan harinya material pasir dan batu sudah banyak lagi,” ujar Yuli, salah satu warga. Yuli menuturkan, masyarakat penambang sudah mengetahui imbauan dinas terkait pembatasan penambangan manual. Seperti aturan pengambilan material sungai seperti pasir dan batu terlalu dekat dengan jembatan. Jarak minimal 500 meter dari bangunan jembatan dan 1.000 meter di hilir. "Warga tidak pernah melanggar, karena mereka menyadari Sungai Klawing sebagai sumber matapencaharian. Ketika menambang dekat jembatan, maka akan berpotensi rusak dan nantinya membahayakan orang lain," tuturnya. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: