15 Warga Panusupan Jadi "Korban" Longsor

15 Warga Panusupan Jadi

SIMULASI : Warga Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, mengikuti simulasi penanganan bencana longsor, kemarin (26/4). AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Sebanyak 15 orang warga Desa Panusupan Kecamatan Rembang, Jumat (26/4), menjadi korban bencana tanah longsor. Mereka mendapat pertolongan dari tim gabungan yang diterjunkan ke lokasi kejadian. Beruntung, nyawa mereka bisa terselamatkan. Namun, itu hanya simulasi penanganan bencana tanah longsor yang diadakan BPBD Purbalingga bersama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Purbalingga, FPRB, Organisasi Tim SAR Purbalingga, RAPI Purbalingga, Bintara Pembina Masyarakat (Babinsa), serta kepolisian. Ketua MDMC Purbalingga Suprapto mengatakan, sebelum kegiatan simulasi masyarakat sudah dibekali dengan materi manajamen kebencanaannya. Serta materi pengetahuan tentang tanah longsor, pengetahuan evakuasi korban, serta cara pemberian pertolongan pertamanya. “Meski pengetahuan masih tergolong dasar, diharapkan dapat membantu masyarakat. Paling tidak warga masyarakat bisa mandiri untuk evakuasi korban, baik tanah lonsgor dan yang lainnya sebelum bantuan datang,” tuturnya. Kegiatan simulasi dibuat seperti aslinya. Diantaranya raungan sirine ambulans dan kentongan saat bencana terjadi. Tangisan keluarga korban juga mengiringi kejadian bencana tanah longsor. Sebanyak 15 korban tanah longsor ditemukan oleh tim Desa Tanggap Bencana (Destana) Desa Panusupan. Dengan cekatan mereka membawa korban dengan peralatan sederhana, yakni dengan dua buah bambu yang dipotong masing-masing 3 meter. Kemudian dimasukkan ke kain sarung sehingga menjadi tandu. Untuk penyelamatan, satu persatu korban dimasukkan ke ambulan dan kendaraan bak terbuka untuk dibawa ke posko kesehatan guna penanganan pertama korban. Tim SAR Purbalinga dan MDMC Purbalingga, FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) dan RAPI, membawa korban untuk dibawa ke posko penanganan pertama yang didirikan oleh PMI Purbalingga. Tak hanya itu saja pendirian dapur umum juga dilakukan BPBD dan Taruna tanggap bencana (Tagana). Tim dapur umum terlihat sibuk untuk menyajikan makan dan minum bagi warga yang terkena bencana dan tim evakuasi. Koordinaasi dan komunikasi terus disampaikan anggota Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Purbalingga, untuk menginformasikan perkembangan terkait korban dan permintaan bantuan. Informasi disampaikan lewat radio komunikasi dilakukan baik tempat kejadian maupun di tempat posko komunikasi. Data korban dicatat untuk di informasikan di papan informasi. (amr/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: