Hari Pertama UNBK SMP/MTs Token Sempat Gagal Muncul

Hari Pertama UNBK SMP/MTs Token Sempat Gagal Muncul

UJIAN : Siswa SMPN 2 Kemangkon saat akan melaksanakan UNBK di SMK YPT 2 Purbalingga. HANIF PANDU SETIAWAN/RADARMAS PURBALINGGA - Hari pertama pelaksanaan ujian nasional bagi siswa SMP/MTs di Kabupaten Purbalingga, Senin (22/4) berlangsung lancar. Meski sempat terjadi token gagal muncul di SMPN 3 Bukateja. Sebanyak 14.525 peserta mengikuti ujian dengan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). “SMP negeri sebanyak 10.274 peserta, swasta 757, MTs negeri 533, dan MTs swasta 2.962 peserta,” kata Kasi Kurikulum dan Penilaian SMP Dindikbud Kabupaten Purbalingga Subeno. Dikatakan Subeno, di hari pertama sempat terjadi token gagal muncul di SMPN 3 Bukateja. Namun hal itu dapat segera teratasi. Siswa tetap dapat melangsungkan UN dengan lancar. “Diduga karena mulainya bareng-bareng se-Indonesia, servernya padat sehingga sempat terhambat. Namun itu sudah teratasi dan siswa tetap dapat mengerjakan soal hari itu juga,” terangnya. Di Kabupaten Purbalingga masih ada 48 SMP/MTs yang belum dapat melangsungkan UNBK secara mandiri. Sehingga mereka menumpang di sekolah lain yang memiliki cukup komputer untuk menyelenggarakan UNBK. Seperti di SMK YPT 2 Purbalingga yang menampung dua sekolah sekaligus, yakni SMPN 4 Purbalingga pada sesi 1 dan 2 dan SMPN 2 Kemangkon pada sesi 3. Peserta ujian menggunakan lima dari delapan lab yang tersedia, dengan jumlah komputer sebanyak 140 unit. “Pelaksanaan UNBK berjalan lancar. Yang saya khawatirkan paling gangguan listrik atau sambungan yang terjadi pada sesi 3 jika terjadi hujan pada siang harinya,” tutur panitia penyelenggara dari SMK YPT 2, Suwardi. Sementara itu Kepala SMPN 2 Kemangkon Kusmandar menjelaskan, sebanyak 105 siswanya menempuh ujian dengan menginduk di SMK YPT 2, karena komputer di sekolahnya belum memadai untuk pelaksanaan UNBK. Hal itu sudah berlangsung selama dua tahun pelaksanaan UNBK. “Mudah-mudahan tahun depan bisa mandiri. Karena tahun ini kita dapat DAK unit komputer senilai Rp 294 juta. Mungkin 40-an komputer,” ujarnya. (nif)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: