Rangking Pertama, Pengadegan 368 Anak Stunting

Rangking Pertama, Pengadegan 368 Anak Stunting

Ilustrasi PURBALINGGA - Kasus stunting di Kabupaten Purbalingga cukup banyak. Dari 19 kecamatan yang ada di Purbalingga, kasus stunting di Kecamatan Pengadegan tertinggi. Saat ini tercatat ada 368 anak stunting di wilayah Kecamatan Pengadegan. Kondisi ini membuat Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM kaget. Untuk itu, Tiwi meminta Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan petugas kesehatan, segera bertindak. Dia meminta ada gagasan yang inovatif terkait pencegahan dan penanganan kasus stunting di semua wilayah. “Terus terang saya kaget. Dari laporan, ternyata masih banyak kasus stunting yang menjadi salah satu permasalahan besar di Purbalingga. Termasuk di Pengadegan ini paling banyak se Kabupaten Purbalingga,” tuturnya saat kunjungan silaturahmi ke Desa Karangjoho, Kecamatan Pengadegan. Tiwi juga meminta dukungan terutama pada ibu-ibu. Sehingga kasus stunting cepat dituntaskan. Salah satu penyebab stunting karena sejak sejak bayi dalam kandungan, asupan untuk pertumbugan dan perkembangan anak sangat minim. Hingga tahun ini, Kabupaten Purbalingga masih memprioritaskan penanggulangan gizi buruk di 10 desa. Asupan gizi yang kurang menjadi salah satu penyebab stunting. Yaitu pertumbuhan tidak maksimal pada anak disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Stunting terjadi sejak dalam kandungan dan akan muncul saat anak berusia dua tahun. “Stunting adalah masalah kurang gizi kronis, akibat pemberian makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Pemerintah terus melakukan upaya penanggulangan hingga ke tingkat bawah,” tutur Kepala Dinas Kesehatan drg Hanung Wikantono MPPM. Stunting yang terjadi dengan indikator mengacu pada berat badan yang berbanding terbalik dengan usia. Stunting menyebabkan tumbuhkembang seseorang tidak sesuai dengan orang-orang seusianya. “Stunting juga dapat mengakibatkan seseorang mudah sakit, berkurangnya kognitif, fungsi tubuh tidak seimbang dan postur tubuh tidak maksimal saat dewasa,” ujar Hanung. Dituturkan Hanung, ada 10 desa yang menjadi prioritas penanggulangan stunting. Sepuluh desa tersebut yakni Desa Pelumutan Kecamatan Kemangkon, Desa Brecek, Cilapar dan Sempor Kecamatan Kaligondang, Desa Candinata Kecamatan Kutasari, Desa Kradenan Kecamatan Mrebet, Selagangeng dan Sangkanayu Kecamatan Rembang, Desa Bantar Barang dan Desa Kalitingga, Kecamatan Padamara. Termasuk di Kecamatan Pengadegan. “Dari 10 desa, tahun 2018 sudah turun. Atau sudah dalam ambang 23 persen dari jumlah keseluruhan bayi yang ada di wilayah itu,” ujarnya. Hanung mengakui, di Kecamatan Pengadegan ambang batasnya 37 persen lebih dari jumlah bayi. "Memang tertinggi se Kabupaten Purbalingga. Kami akan melakukan pemeriksaan dan riset kesehatan dasar. Nanti akan kami lihat soal pemantauan status gizi, termasuk lingkungan dan lainnya. Sehingga data yang ada akan dilakukan untuk mengambil langkah- langkah nyata selanjutnya,” tegasnya. Langkah-langkah yang akan dilakukan diantaranya pemberian makanan tambahan, pemeriksaan imunisasi yang lebih ketat, dan sosialisasi hingga ke tingkat paling bawah. “Kalau di Pengadegan ternyata banyak, karena ada yang tidak tersentuh maksimal pelayanannya. Karena lokasi desa terpencil dan jangkauan susah,” tambahnya. Lebih lanjut dikatakan, stunting dapat dicegah sebelum terjadi pada anak. Penanganannya mulai dari gaya hidup sehat, pemberian gizi yang baik, kontrol kesehatan dan tumbuhkembang anak serta imunisasi. Menurutnya, yang penting yaitu pemenuhan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi dengan memperhatikan kecukupan gizi selama kehamilan, memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan, serta memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sesuai kecukupan gizi anak. “Bagi anak yang sudah terlanjur terkena stunting, dapat diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemulihan, stimulasi pengasuhan dan pendidikan berkelanjutan,” tegasnya. (amr/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: