Warga Terlibat Perang Tomat

Warga Terlibat Perang Tomat

PERANG TOMAT : Warga Desa Serang melakukan tradisi perang tomat dalam rangkaian kegiatan Festival Gunung Slamet, Sabtu (29/9). HANIF PANDU SETIAWAN/RADARMAS PURBALINGGA - Penyelenggaraan Festival Gunung Slamet dimeriahkan dengan berbagai aksi budaya khas Desa Serang. Salah satu perang tomat, yang merupakan tradisi yang dilakukan warga secara turun-temurun, Sabtu (29/9). Dalam perang tomat, terlihat dua kelompok yang terdiri dari belasan orang saling melempar tomat di tanah lapang. Kelompok yang paling banyak melemparkan tomat yang akan dinyatakan sebagai pemenang, walau dalam kegiatan ini tidak benar-benar dicari pemenangnya. Perang tomat kental dengan nuansa kegembiraan. Seringkali gelak tawa penonton pecah saat salah seorang peserta yang jatuh terpeleset atau terkena lemparan tomat. “Perang tomat merupakan salah satu atraksi yang sangat unik, karena sangat jarang dilakukan di kota lain. Tradisi ini merupakan wujud syukur masyarakat kepada Tuhan atas keberkahan yang melimpah. Selain itu juga bisa menjadi ajang silaturahmi untuk meningkatkan kekompakan para warga Desa Serang,” ujar Plt Bupati Hayuning Dyah Pratiwi dalam sambutannya sesaat sebelum perang tomat dimulai. Tiwi berharap, perang tomat yang merupakan rangkaian dari Festival Gunung Slamet ini bisa menjadi seperti festival perang tomat di Spanyol (la tomatina) yang betul-betul mendunia. "Kalau sekarang mungkin masih dalam tataran lokal, ke depan semoga bisa meningkat ke level nasional. Syukur-syukur internasional,” ujar Tiwi. (nif/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: