Gaji Minim, Guru Honorer Nyambi Berjualan Es

Gaji Minim, Guru Honorer Nyambi Berjualan Es

JUALAN ES : Nur Hidayat berkeliling menjual es usai mengajar. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Kesejahteraan guru tidak tetap (GTT) atau guru honorer rupanya masih jauh dari harapan. Meski sudah ada peningkatan menjadi Rp 750 ribu/bulan, namun angka itu belum dapat mencukupi kebutuhan hidup. Alhasil, seorang guru honorer akhirnya nyambi berjualan es usai mengajar. Adalah Nur Hidayat (33), guru honorer di SDN I Kabunderan, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga. Usai menunaikan kewajibannya, guru olah raga ini berkeliling menjual es pisang hijau. “Terus terang kalau hanya dari gaji GTT tidak akan cukup. Gaji yang saya terima hanya cukup untuk menutupi biaya transportasi sehari-hari,” ungkap pria yang biasa disapa Yayat ini. Dikatakan Nur, sudah dua tahun ini dia berjualan es demi mencukupi kebutuhan rumah tangga dengan satu anak. “Saya bersih menerima uang Rp 700 ribu. Kalau untuk mencukupi motor dan BBM cukup, keluarga mau makan apa?” tambahnya. Sepulang mengajar, Yayat langsung ganti kostum dan memacu motornya berkeliling menjual es pisang ijo. Menurutnya hasilnya sangat lumayan. Dalam sehari dia bisa meraup Rp 50 ribu. “Kalau lagi ramai bisa Rp 100 ribu,” tuturnya. Meski kebutuhannya sudah terbantu dari hasil jualan es, Yayat tetap berharap, nasib guru honorer bisa lebih baik. “Tidak muluk-muluk, hanya ingin kesejahteraan meningkat dan nasib kami ada kepastian,” katanya. (amr/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: