Coret Segera Calon Komisaris dan Direksi Titipan

Coret Segera Calon Komisaris dan Direksi Titipan

Menteri BUMN Erick Thohir terus melakukan pembenahan di kementeriannya. Bersih-Bersih BUMN Akan Terus Berlanjut JAKARTA - Screening hingga evaluasi terhadap personaliti seseorang untuk posisi komisaris dan direksi di bawah kendali Kementerian BUMN sebuah kewajaran. Sebaliknya kandidat titipan akan menjadi barang haram yang akan merugikan negara karena kencenderung lebih mengedepankan balas jasa politik. ”Kalau Menteri Erick Thohir menggunakan firma head hunter untuk memilih pakar dan calon berkualitas, itu sudah pas. Nama-nama yang dianggap memiliki kemampuan dan kapabilitas itulah yang disorongkan kepada Presiden Jokowi untuk selanjutnya diputuskan,” terang Aktivis 98 Maruly Hendra Utama, Rabu (22/7). Posisi Erick Thohir memang belakangan menjadi sorotan, karena dinilai memberikan angin segar kepada Garuda Indonesia dengan memberikan dana talangan Rp 8,5 triliun. Di satu sisi janji Erick mengangkat sejumlah komisaris BUMN berusia tua. ”Kalau ada sikap kritis terhadap dua kebijakan itu, jelas ini sesuatu hal yang lumrah. Surat terbuka yang disampaikan Adian Napitu beberapa waktu lalu itu pun hal wajar. Ia berhak kritis terhadap kinerja pemerintah. Yang tidak wajar, kalau Adian sendiri yang nitip teman-temannya ke Presiden maupun ke pihak lain,” jelas Mantan Direktur Operasional Forum for Human Rights (Front) itu. Setiap jejak dan langkah Erick Thohir, akan menuai hujatan hingga kritik yang sangat dalam, jika orang nomor satu di BUMN itu tetap membukan peluang kolusi. Momentum menempati jabatan sebagai Menteri BUMN merupakan langkah utama bagi Erick untuk bekerja sesuai dengan nurani. ”Kalau ada titipan dari partai, fraksi atau komisi di DPR juga jangan sampai dikabulkan. Ini rawan. Lagi-lagi akan mengotori BUMN, holding maupun anak perusahaan. Semangat Adian, harus diambil sisi baiknya. Yang negatif tinggalkan, nah yang nitip-nitip coret segera!” tandas Maruly. Maruly pun mengusulkan setiap langkah untuk melihat jejak rekam seseorang, ada baiknya melibatkan publik. ”Sampaikan, bila perlu umumkan nama-nama itu (Calon direksi dan komisari, Red) ke publik. Serahkan ke masyarakat, lambat sedikit bukan masalah asal screening yang dilakukan benar-benar memenuhi syarat dan kepatutan,” tandasnya. Terpisah, Dewan Pakar Indonesia Maju Institute (IMI) Lukman Edy berpendapat Menteri BUMN Erick Thohir memiliki sense of crisis yang sama dengan Presiden Joko Widodo, sehingga ditunjuk untuk memimpin Tim Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan Covid-19. Penilaian ini juga tidak terlepas dari konflik pengangkatan nama-nama di wadah holding BUMN. ”Saya melihat, bukan saja karena Menteri BUMN ini punya fungsi dan kewenangan yang cukup untuk mengemban amanah berat ini, tetapi Jokowi juga melihat, di antara pembantu beliau, Erick Thohir lah yang paling cepat, kreatif dan tidak bertele tele dalam menghadapi krisis sekarang ini,” jelasnya. Presiden Jokowi merasakan ada frekuensi yang sama dengan Erick Thohir soal sensitifitas dalam menghadapi krisis kesehatan dan sekaligus krisis ekonomi sekarang ini. ”Dan sekali lagi saya bisa katakan, Erick Thohir punya sense of crisis yang sama dengan Presiden Jokowi,” katanya. Terkait penanganan pandemi Covid-19, sambungnya, Erick dinilai telah bergerak cepat membantu menyiapkan Rumah Sakit Khusus Corona, termasuk pengadaan APD. Begitu juga dalam menghadapi ancaman krisis ekonomi, Erick juga bergerak cepat membantu Presiden menggerakkan semua potensi ekonomi untuk mengerem penurunan pertumbuhan. ”Meski banyak yang Erick tabrak, tapi sepertinya Presiden suka,” terangnya. Sementara itu Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie, menilai, kritikan yang disampaikan Adian Napitupulu ke Erick Tohir salah alamat. Terlebih, kata Jerry saat ini Adian mengemban tugas sebagai Anggota Komisi I. Sehingga kritik yang disampaikan Adian tidak sesuai dengan tupoksinya. BUMN sendiri merupakan mitra dari Komisi VI DPR. ”Jadi memang enggak nyambung,” tandasnya. Jerry menilai, beda urusan Adian di legiatif sedangkan Erick eksekutif. Karena itu, ia mengingatkan, kritik jangan sampai berdasar sakit hati lantaran keinginan tak terkabul. Jika kritik dengan motif sama saja penyalahgunaan kewenangan alias abuse of power. ”Bagian Tipikor juga adalah menggunakan power atau kekuasaan untuk menempatkan jabatan,” timpal Jerry. Dia pun mengingatkan agar Adian tidak menggunakan alat legislatif dan partai untuk memuaskan keinginan diri sendiri. Menurut Jerry, Erick Thohir salah satu menteri yang anti titipan dan sudah terpilih melalui fit and proper test tersendiri. Belum lagi, kerja Erick dalam memimpin BUMN kerap melihat cara kerja bawahanya. Misal, jubir Presiden Fajroel Rahman diganti sebagai Komut di perusahaan plat merah, padahal orang dekat Jokowi. Dia menyarankan, agar Adian fokus bekerja. Bila langkah kritik demi menitipkan orang, ini akan berdampak kepada partai. Memperburuk citra partai berlambang banteng. Karena itu, kata Jerry, Megawati perlu mengarahkan anak buahnya agar memiliki etika. ”Langkah yang ditempuh Adian, kata Jerry tidak pantas. Apalagi memaksa. Dia pun menyarankan agar Adian bermain cantik. Misal, dkatilah dengan cara-cara cantik dan elegan. Masukan nama-nama yang berkompeten pasti akan dilirik Erick,” paparnya. Sebelumnya, Menteri Erick Thohir mengaku banyak pihak yang ingin dirinya dicopot dari jabatan menteri. Atas dasar itu, dia ingin secara sungguh-sungguh membenahi perusahaan-perusahaan pelat merah yang saat ini masih bermasalah. Sebab, ia tak ingin mewarisi kebobrokan kepada Menteri BUMN selanjutnya. ”Ya kalau habis restrukturisasi operasionalnya harus benar. Nanti ada problem lima tahun lagi di menteri selanjutnya, atau mungkin saja saya cuma setahun. Yang mau goyang saya kan banyak,” timpal Erick. Atas dasar itu, Erick mengatakan dirinya mempunyai target-target untuk masing-masing perusahaan BUMN. Dia juga menginginkan peran aktif dari para komisaris utama untuk mengawasi kinerja perusahaan BUMN. ”Saya tidak mau juga komisaris hanya duduk-duduk dan tidak bantu kementerian untuk mengawasi, tapi bukan ambil peran direksi, jangan juga, enggak boleh, kan ada tugasnya,” kata Erick. (fin/ful)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: