Hidram, Tanpa Listrik Naikkan Air 70 Meter

Hidram, Tanpa Listrik Naikkan Air 70 Meter

TEKNIK HIDRAM : Air dari lembah Curug Ciputut Talagening naik sampai 70 meter tanpa bantuan peralatan listrik.AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA- Sekitar 400 jiwa dari 80 rumah di Desa Talagening, Kecamatan Bobotsari, tidak pernah berhasil membuat sumur biasa untuk mendapatkan air bersih. Hingga akhirnya warga memutuskan mengelola Curug Ciputut dengan membuat saluran air yang melawan gravitasi tanpa bantuan listrik. Namun dengan menggunakan alat yang disebut hidram. Dengan alat sederhana itu, air dinaikkan dari lembah sungai di Curug Ciputut sekitar 70 meter, dan menyalurkannya menggunakan ratusan meter paralon tanpa bantuan genset. Cara kerja hidram dengan memanfaatkan tekanan air dari mesin rakitan sendiri melalui tekanan angin. “Warga sini jika menggali sumur minimal harus berkedalaman 10 meter. Itu akan menemukan batuan yang mengalahkan mata bor maupun penggali sumur. Jadi sulit sekali mendapatkan air bersih,” kata Rusmanto, salah satu pelaksana pembuat saluran air curug. Kesulitan warga terjawab saat tahun 2005 lalu, mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sedang praktik di Desa Talagening mengenalkan sistem hidram. Mahasiswa ITB berhasil mengaplikasikan teknologi sederhana yang disebut pompa hidram. Pompa ini bekerja secara kinetik dengan memanfaatkan tekanan air untuk mendorong air bersih ke rumah-rumah warga. “Sistem ini semuanya bekerja tanpa listrik," ujarnya. Sejak itu, penerapan teknologi tepat guna pompa hidram bisa meringankan warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Meskipun untuk intalasi, biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp 10 juta per satu pompa hidram dengan pipa air yang mengucur ke bak penampungan di rumah warga. “Sampai saat ini pompa yang ada di lembah Curug Ciputut masih milik perorangan. Biaya tertinggi dikeluarkan untuk pembelian paralon yang paling pendek 300 meter dari sumber curug hingga ke kamar mandi warga,” tambahnya. Sejak penerapannya, hingga kini lebih dari 50 pompa yang dialirkan. Tidak hanya milik perorangan, beberapa pompa merupakan milik swadaya dua hingga tiga keluarga. Kepala Desa Talagening, Nila Eka Ningsih mengatakan, dalam waktu dekat pemerintah desa berencana melakukan penataan letak pompa dan jaringan pipa. Selain demi keamanan dan kelestarian lingkungan, penataan diharapkan bisa menjadi wahana wisata dengan keunikan tersendiri. “Kami yakin hanya Talagening yang punya banyak pompa hidram. Selain potensi Curug Ciputut yang indah, denting suara yang dikeluarkan puluhan pompa ini menciptakan harmonisasi suara yang unik sekali," ungkap Nila. (amr/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: