Halte BRT S Parman Purbalingga Dikeluhkan

Halte BRT S Parman Purbalingga Dikeluhkan

HALTE BRT : Keberadaan halte BRT di Jalan S Parman dikeluhkan masyarakat. Mereka meminta halte dipindah. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Halte Bus Rapid Transit (BRT) Koridor 1 Purwokerto-Purbalingga baru beroperasi awal Agustus mendatang. Namun halte di Jalan S Parman Purbalingga atau depan Kantor Kecamatan dan depan MAN Purbalingga, dikeluhkan pengguna jalan. Halte membuat arus lalulintas di persimpangan median jalan menjadi semrawut dan tersendat. Heri, salah satu pengguna jalan asal Purbalingga mengungkapkan, adanya halte di dekat persimpangan median jalan membuat jalan jadi sempit. Apalagi saat pagi, banyak kendaraan yang menurunkan penumpang dan membuat lalu lintas tersendat. “Satu saja bus pengantar anak sekolah di depan MAN maupun kantor Kecamatan Purbalingga, maka arus lalin akan macet. Selain itu cukup berbahaya ketika ada kendaraan menyeberang persimpangan,” tuturnya, Selasa (17/7). Martanto, pengguna jalan lainnya mengatakan, arus lalin di wilayah tersebut sering tersendat saat dia mengantar jemput anak sekolah. Martanto meminta sebelum operasional, halte digeser. “Itu kan halte portable, saya minta dipindah saja jangan ditempatkan di situ,” katanya. Untuk mendukung BRT, Dinas Perhubungan menyiapkan 20 halte bus atau shelter dari Terminal Bukateja hingga Terminal Jompo. Shelter dibagi pada lajur kanan dan kiri Koridor 1, masing-masing 10 shelter. Sesuai rute, jalur untuk BRT akan melayani trayek koridor Purwokerto Kabupaten Banyumas -Bukateja Kabupaten Purbalingga. Diproyeksikan, halte di Purbalingga ada di Terminal Bukateja, Kedungmenjangan, Jalan S Parman, Jalan Letkol Isdiman, Jalan Komisari Noto Sumarsono, Taman Kota Usman Janatin, Jalan Ahmad Yani, Jalan Mayjen Sungkono, Terminal Purbalingga dan Subterminal Jompo. Kondisi 20 halte saat ini sudah dipasang di beberapa titik. Modelnya bisa bongkar pasang. Kepala Dinas Perhubungan R Imam Wahyudi mengatakan, shelter bisa dipindah. "Kami akan mengecek dan mengevaluasi titik shelter, jika diperlukan akan digeser. (amr/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: