Warga Desa Sumilir Tolak TPA

Warga Desa Sumilir Tolak TPA

Pemkab Lirik Kejobong PURBALINGGA - Rencana pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) di daerah Simbang, Dusun 3, Desa Sumilir, Kecamatan Kemangkon, mendapat tentangan keras dari warga. Banner bertuliskan penolakan terpampang di semua dusun dan warga juga mengajukan penolakan kepada pemerintah desa. "Lokasi yang direncanakan sebagai TPA sangat dekat dengan pemukiman penduduk dan sumber air yang dimanfaatkan warga," kata Ketua Forum Masyarakat Peduli Desa, Didik Pamungkas SE SPd. PENOLAKAN : Banner bertulisan penolakan desanya dijadikan lokasi TPA ditemukan di semua dusun di Desa Sumilir.GALUH WIDOERA/RADARMAS Didik menuturkan, jarak TPA dengan pemukiman Desa Sumilir sekitar 1,5 kilometer. Sedangkan dengan pemukiman Dusun Kecebur, Desa Karangtengah hanya 500 meter, begitu juga dengan pemukiman Desa Muntang sekitar 500 meter. Disekeliling lahan yang akan dijadikan TPA juga merupakan lahan pertanian produktif sumber penghasilan petani. "Lokasi rencana TPA sebelah timur berbatasan langsung dengan Sungai Klawing, sebelah barat dan selatan berbatasan dengan Sungai Sana. Kedua sungai setiap musim kemarau digunakan untuk mengairi lahan persawahan," imbuhnya. Warga lainnya, Drs Tukiman mengatakan, pembangunan TPA di Desa Sumilir dikhawatirkan akan menimbulkan polusi udara dan pencemaran sumber air. Tidak hanya itu, daerah Simbang dan Desa Sumilir merupakan daerah rawan banjir. Hal itu tentu saja tidak memenuhi syarat dibangunnya TPA. "Sumilir baru saja terbebas dari polusi udara yang diakibatkan peternakan babi di Desa Kedungbenda. Kami tidak mau lagi mengalami polusi udara dari limbah atau sampah," katanya. Dengan adanya pemolakan dari warga Desa Sumilir, pemkab harus kembali mencari calon lokasi TPA. Opsi lain sedang dilakukan yaitu di wilayah Kecamatan Kejobong. Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Agus Winarno mengatakan, dinamika yang ada di lapangan sangat dimaklumi. Meski sebenarnya masalahnya sangat klasik, hanya kekhawatiran soal banjir dan bau atau pencemaran. “Kalau bau bisa diatasi dan kami siap. Banjir juga akan diantisipasi, karena itu juga faktor alam. Namun kembali lagi pada kesadaran masyarakat. Kami akhirnya mencari opsi wilayah lain,” jelasnya, kemarin. Khusus wilayah Kecamatan Kejobong, bupati sudah meninjau dan sampai ke lokasi. Bupati sudah menyerahkan kepada dinas terkait pencarian opsi wilayah lain sebagai calon lokasi TPA sampah yang baru. (gal/amr/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: