Begini Kata Warga Kutasari Purbalingga, Tempat Asal Mohammad Ibnu Dar, Tentang Pelaku Penyerangan Mapolres Ban

Begini Kata Warga Kutasari Purbalingga, Tempat Asal Mohammad Ibnu Dar, Tentang Pelaku Penyerangan Mapolres Ban

Jadi Perhatian Setelah Bakar Banner Makam Warga Desa Karangaren Kecamatan Kutasari tak menduga salah satu warganya bernama Mohammad Ibnu Dar nekat menyerang kantor polisi. Namun beberapa waktu terakhir, Ibnu Dar (22) memang terlihat makin keras bersikap dalam bertetangga. AMARULLAH CAHYO, Purbalingga Ibnu Dar sudah lama tinggal sebatangkara. Sudah begitu, Ibnu Dar juga dikenal tertutup dengan warga sekitar. Tetangga hanya tahu sekilas jika Ibnu Dar masih bekerja di salah satu perusahaan kayu di Padamara. Usai pulang kerja, tak banyak yang dilakukan Ibnu Dar. Pria itu kerap langsung masuk ke dalam rumah dan tak keluar-keluar lagi. Ibnu Dar ialah anak pasangan Darsono (73) dan Ngadiroh (almarhum). Ibnu Dar sebatangkara bukan berarti dia tak memiliki saudara. Ada kakaknya yang bekerja di luar kota. Bahkan, ayahnya diketahui juga sudah bekerja di Jakarta sejak lebih dari setahun lalu. "Pernah kurang lebih sebulan lalu, ada kakaknya datang ke rumah. Namun saya tidak tahu apa yang dilakukan mereka. Ada kabar kakaknya itu membujuk Ibnu agar ikut ke Jakarta, namun ditolak. Bahkan Ibnu menganggap sudah tidak memiliki saudara," ungkap Amin salah satu tetangga Ibnu Dar. Warga lainnya, Muklani mengatakan, Ibnu Dar sendirian karena ibunya telah meninggal dua tahun lalu dan ayahnya tinggal di Jakarta bersama kakak Ibnu. Sedangkan dua saudaranya tinggal di daerah lain. Misalpun ada temannya, warga juga sangat asing dan bahkan tamu yang pernah ada juga misterius. Ibnu Dar mulai menjadi perhatian warga ketika lebih dari sebulan lalu dia bersitegang dengan pemuda desa lainnya. "Dia pernah mencabut dan membakar papan banner makam Mbah Agung, tokoh sesepuh kampung yang dihormati warga. Kami tahu kalau dia yang merusak karena dia sendiri meninggalkan pesan di kertas yang isinya, ‘Yang bertanggung jawab Ibnu’. Kami pernah menegurnya, tapi dia ngeyel, katanya thogut," kata Muklani dan beberapa warga lainnya. Tetangga lainnya juga tak begitu paham sejak kapan Ibnu mengalami perubahan perilaku dan pergaulan. Karena sejak insiden di makam salah satu sesepuh desa itulah, baru Ibnu Dar menjadi perhatian warga. "Yang saya pernah tahu, pernah sesekali Ibnu adu mulut dengan warga dan mengaku tidak takut pada hukum buatan manusia. Dia mengatakan hanya takut dan mengakui hukum Tuhan. Ibnu pernah juga mengatakan tidak mengakui NKRI, tapi selalu menyebut ISIS itu sebagai saudaranya dengan dalil-dalil,” tambah Muklani. Hingga usai penggeledahan rumah Ibnu Dar oleh polisi, tidak ada keluarga yang ikut menyaksikan. . Hingga akhirnya pada pukul 16.35, warga yang penasaran ikut masuk ke dalam rumah dan melihat isi rumah usai polisi meninggalkan lokasi itu. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: