Ahmad Sobandi "Manusia Katak”, Spesialis Pencarian Korban Tenggelam dari Mrebet

Ahmad Sobandi

Modal Nyali dan Penguasaan Arus Puluhan Tahun Menyelam Tanpa Alat Bantu Purbalingga ternyata pernah mempunyai “manusia katak”. Dia mampu menyelam hingga puluhan meter di dasar sungai tanpa alat bantu apapun dan bisa mencari korban tenggelam dalam waktu singkat. AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga Bagi Ahmad Sobandi (83) warga RT 2 RW 1 Dukuh Jenggala, Desa Karangturi, Kecamatan Mrebet, menyelam sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil. Baru pada usia 18 tahun, dia mulai menunjukkan kepiwaiannya membantu mencari korban tenggelam di wilayah Kabupaten Purbalingga. Sobandi sudah menyelam di beberapa sungai yang ada di Purbalingga. Bukan hanya masyarakat umum, tokoh pemerintahan juga pernah menggunakan jasanya. Sampai saat ini, lebih dari 40 korban tewas tenggelam pernah dievakuasi. “Setiap saat jika dibutuhkan akan saya upayakan,” tutur Sobandi. Sungai Klawing, Sungai Serayu, Sungai Kacangan, Sungai Crucuk, dan beberapa sungai lainnya pernah ditaklukan. Dia juga pernah menyelam di salah satu bendungan di luar Kabupaten Purbalingga. Bahkan beberapa tahun silam, kemampuannya pernah dibuktikan di objek wisata Owabong dengan melakukan beberapa gerakan lincah di air. Meski usianya sudah tak muda lagi, namun tangan dan sisa tubuh kekarnya masih terlihat sebagai bukti kelihaiannya berenang. Badannya yang tinggi besar memungkinkan untuk memikul korban tenggelam. Dikatakan Sobandi, tugas yang dilakukannya merupakan kerja sosial untuk membantu sesama. Biasanya dia bersama rekan lainnya turun ke sungai berbagi tugas. “Hampir 1 jam menyelam tanpa hasil pernah saya alami. Baru esok hari saya lanjutkan dan membuahkan hasil,” ungkap Sobandi. "Saya juga pernah diberi tugas salah satu klub olahraga air untuk mensurvei kedalaman di bawah air terjun setinggi 7 meter dengan kedalaman 9 meter," tambah veteran perang ini. Kini, di usia senjanya dihabiskan dengan mencari ikan di sungai sekaligus sebagai obat kangen. “Saya tidak pernah memasang tarif,” ujarnya. Dia mengungkapkan, tidak ada resep khusus bisa tahan di air hingga puluhan menit tanpa alat bantu. "Hanya nyali dan penguasaan arus sungai," katanya yang keahliannya kini diteruskan dua anaknya. Salah satu anggota Tim Reaksi Cepat Purbalingga yang juga Tim SAR, Arif Yulianto menilai, kemampuan Sobandi patut dicontoh. Arif yang pernah bersama melakukan evakuasi mengakui, kondisi di sungai cukup membutuhkan nyali dan kemampuan yang handal. (*/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: