Gerhana Matahari Cincin Melintasi Indonesia Pada 21 Juni

Gerhana Matahari Cincin Melintasi Indonesia Pada 21 Juni

TERPANTAU: Gerhana matahari dalam fase cincin beberapa waktu lalu, dipotret dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Fenomena gerhana matahari cincin (GMC) bakal menghiasai langit di delapan kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu pada Minggu (21/6). Durasi fenomena GMC yang teramati di Bengkulu tersebut hanya sekitar 0,55 jam. Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu Litman menjelaskan, fenomena GMC itu mulai teramati sekitar pukul 14.29 WIB, sedangkan puncak GMC terjadi pada pukul 14.59 WIB dan berakhir pada pukul 15.21 WIB. Adapun delapan kabupaten dan kota di Bengkulu di mana GMC bisa diamati yakni Kota Bengkulu, Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Kepahiang. Selanjutnya, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kabupaten Seluma. ”GMC ini tidak teramati di dua kabupaten yakni Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur,” kata Litman seperti dilansir dari Antara pada Rabu (17/6). Kendati demikian, Litman menyebut, gerhana yang teramati dari Bengkulu berupa gerhana matahari sebagian dan tidak penuh seperti di daerah lain. GMC itu dengan magnitudo antara 0,002 di Kecamatan Tais, Kabupaten Seluma, hingga 0,030 di Kabupaten Mukomuko. Di Kota Bengkulu, durasi fenomena GMC itu dapat diamati sekitar 23 menit, sedangkan di Kabupaten Bengkulu Tengah dengan durasi gerhana 26 menit, 12,6 detik. Selanjutnya di Kabupaten Rejang Lebong dengan durasi 38 menit, 29,7 detik, Kabupaten Kepahiang dengan durasi 34 menit, 3,3 detik. Di Kabupaten Seluma dengan durasi 11 menit, 47,7 detik, Kabupaten Mukomuko dengan durasi 51 menit, 23,9 detik, Kabupaten Lebong dengan durasi gerhana 44 menit, 27,1 detik. Selanjutnya Kabupaten Bengkulu Utara dengan durasi gerhana 36 menit, 27,1 detik. Litman menambahkan, masyarakat di delapan kabupaten dan kota di Bengkulu itu bisa mengamati fenomena GMC itu dengan menggunakan kaca mata. Sedangkan BMKG Kepahiang, akan mengamati di kantor Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang. ”Bisa diamati dengan mata telanjang tapi sebaiknya menggunakan kaca mata pelindung. Sebab, GMC di Bengkulu tertutup sedikit,” terang Litman. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: